Tradisi Unik Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Beberapa Daerah di Tanah Air, Termasuk Yogyakarta

Dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut, beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi unik.

Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Tribun Jogja
Masyarakat memperebutkan berbagai hasil bumi yang ada di atas gunungan pada Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta, Minggu (10/11/2019) 

Hiasan yang dipasang juga memiliki makna.

Misalnya janur yang disebut ular lidi yang berada di atas ayunan, memiliki makna kebersihan.

Simbol itu melambangkan harapan agar orang yang diayun akan selalu senang dengan kebersihan.

7. Tradisi Memasak Lemang (Nanggroe Aceh Darussalam)

Memasak lemang adalah tradisi warisan suku Alas.

Lemang adalah makanan dari ketan yang dicampur dengan santan, lalu dimasukkan ke bambu.

Setelah itu, lemang akan dibakar dalam waktu sekitar empat jam.

8. Tradisi Berebut Gantungan (Probolinggo)

Tradisi berebut gantungan di Probolinggo
Tradisi berebut gantungan di Probolinggo (Kabarpas.com)

Masyarakat Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, masih mempertahankan tradisi unik saat menyambut Maulid Nabi.

Mereka menyiapkan keranjang berisi snack, buah, sandal, sayuran dan barang-barang lain, yang kemudian akan digantung di masjid.

Saat membaca salawat, mereka akan berdiri untuk berebut gantungan tersebut.

Setelah berebut selesai, mereka akan kembali khusyu' membaca salawat.

Baca juga: MAULID NABI Muhammad SAW 29 Oktober 2020, Inilah Kumpulan Ucapan Selamat Maulid

Baca juga: Lirik Lagu Shalawat Nabi Opick,ya Robbi Sholli ala Muhammad.Bisa Jadi Lagu Pilihan Saat Maulid Nabi

9. Maudu Lompoa (Takalar, Sulawesi Selatan)

Masyarakat di Cikoang, Takalar, Sulawesi Selatan menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan tradisi bernama Maudu Lompoa Cikoang.

Persiapan tradisi itu membutuhkan waktu 40 hari.

Maudu Lompoa Cikoang diawali dengan mandi di bulan Syafar, yang dipimpin oleh para tetua.

Pada hari pelaksanaan, warga akan memakai pakaian adat, berjalan beriringan sambil membawa julung-julung.

Julung-julung itu berisi telur hias, ayam, beras dimasak setengah matang, beras ketan, mukena, serta barang-barang lain kain khas Sulawesi. 

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved