Pengakuan Penambang Temukan Batuan Kuno, Diduga Terkubur Letusan Gunung Merapi 1.000 Tahun Lalu
sebuah struktur ditemukan di lahan tambang pasir manual di tepi Sungai Pabelan di Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Mag
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Iwan Al Khasni
Ginut (40), warga Dusun Plutungan, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, yang pertama kali menemukan struktur tersebut sekitar sebulan ini.
Saat sedang menggali pasir di lahan milik Bukhari, di kedalaman satu meter, alatnya terkatuk batuan.
Ia pun penasaran karena batuan tersebut bentuknya berbeda dari batuan biasa.
Bentuknya balok dan lonjoran-lonjoran. Setelah digali, terdapat struktur yang rapi ditemukan di dalam tanah.
"Semula saya mencari pasir di sini. Ini lahan milik Bukhari, lokasi penambangan pasir manual. Di sini saya menemukan tatanan batu. Kemudian, saya bersihkan. Batuan itu saya kumpulkan. Sekitar sebulan ini (penemuan ini)," katanya, saat diwawancarai di lokasi penemuan, Kamis (1/10/2020).
Semula struktur tersebut seluruhnya di dalam lapisan tanah dan pasir. Setelah digali, pada kedalaman satu meter, struktur itu baru dapat terlihat.
Kabar penemuan ini tersiar di masyarakat. Warga pun berdatangan melihat struktur yang ditemukan itu.
"Semula tertutup pasir semua. Satu meter kedalaman. Di sini, lahan milik warga. Lahan tambang pasir manual. Batu itu saya kumpulkan, terus biar siapa nanti yang memelihara," tuturnya.
Setelah penemuan itu, petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah telah mendatangi dan mengumpulkan data di lokasi penemuan, Senin (28/9) lalu.
Sementara itu, struktur dan batuan yang ditemukan masih bertahan di lokasi tersebut menanti rekomendasi lebih lanjut.
Struktur yang ditemukan berupa batuan yang tersusun bertingkat setinggi kurang lebih satu meter. Kemudian, batuan-batuan lain yang ditemukan ditumpuk di sebelahnya.
Batuan tersebut berbentuk balok berbagai macam ukuran mulai dari yang kecil hingga satu meter lebih. Sebelumnya juga telah ditemukan batuan menyerupai 'Pemuncak' atau bagian atas dari suatu bangunan.
Warga dari Kelompok Penghayat, Padepokan Pahoman Sejati, menyelenggarakan ritual di tempat tersebut.
Ritual Bhakti Alam ini untuk mengucap syukur atas penemuan situs tersebut. Mereka berharap penemuan situs ini dapat membawa manfaat bagi warga sekitar.
"Kami melakukan ritual bhakti alam dengan tujuan untuk mengucap syukur terkait penemuan situs ini. Situs ini akan dijaga. Kalau menemukan lainnya, warga dapat mengkondisikan, membantu BPCB ekskavasi. Warga akan berkumpul dengan komitmen melestarikan ini," katanya ( Tribunjogja.com | Rfk )