Pendidikan

Materi Keterampilan SLB Dipangkas Selama PJJ, Orang Tua Khawatirkan Kompetensi Anak

Sesuai instruksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selama PJJ sekolah melakukan penyederhanaan kompetensi dasar siswa.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan di sekolah luar biasa (SLB) selama pandemi diwarnai sejumlah keterbatasan.

Satu di antaranya adalah aspek pembelajaran keterampilan siswa.

Seorang orang tua siswa SLB Negeri 1 Bantul, Anik Wuryani mengatakan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru selama PJJ sangat terbatas.

“Kesulitan juga (selama PJJ). Anak saya mau belajar apa jadi bingung. Materi dari sekolah sendiri terbatas. Sehari kadang enggak ada materi. Jadi anak merasa kurang, apalagi anak saya sudah kelas XII SMA dan dia bercita-cita melanjutkan kuliah,” ujar Anik kepada Tribunjogja.com, Sabtu (26/9/2020).

Anik menjelaskan, sang putri yang bernama Agustina Kurniawati mengalami disabilitas tunadaksa.

Disdikpora DIY: Pembelajaran di SLB Jangan Sampai Tidak Ada Pertemuan Sama Sekali

Selama di SLB, Agustina mendalami keterampilan tata rias.

Namun, selama pandemi ekstrakurikuler tata rias ditiadakan.

“Dia mau melanjutkan kuliah juga di jurusan tata rias,” ungkap Anik.

Selama PJJ, lanjutnya, sang anak mendapat materi pelajaran biasa sekitar 4 kali seminggu.

“Sekarang hanya ada ekstrakurikuler menari. Tapi anak saya menghafalkan (gerakan tari) dari video juga lebih susah,” tambahnya.

Anik mengaku selama ini sering berkonsultasi dengan guru di sekolah terkait pelajaran sang anak.

“Mungkin guru juga memberikan ini sebagai yang terbaik untuk semua, saya bisa maklum. Supaya anak enggak terlalu banyak beban. Tapi kalau bisa sekolah segera dibuka kembali, entah dengan sistem sif. Setidaknya materi untuk anak diperbanyak, apalagi anak sudah kelas XII,” paparnya.

Sementara, Agustina Kurniawati mengungkapkan selama ini dapat mengikuti PJJ dengan lancar.

“Lancar saja, cuma materinya kurang,” imbuhnya.   

Terpisah, Kepala SLB Negeri 2 Yogayakarta, Tunzinah, MPd menjelaskan, sesuai instruksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selama PJJ pihaknya melakukan penyederhanaan kompetensi dasar siswa.

“Semisal sehari 9 jam di masa normal, saat pandemi hanya 3 jam, itu pun kalau bisa rutin setiap hari sudah sangat bagus. Kami tidak boleh membebani siswa dengan beban belajar seperti hari biasa, karena harus mempertimbangkan kondisi pendukung siswa belajar di rumah,” paparnya.

Pembelajaran Jarak Jauh bagi Siswa SLB Butuh Peran Besar Orang Tua

Tunzinah menambahkan, dalam kurikulum nasional SLB, untuk jenjang SMA memiliki proporsi pembelajaran praktik sebesar 65 persen, sedangkan SMP 55 persen.

Sementara, pembelajaran SD masih umum, belum terdapat keterampilan pilihan.

“Selama pandemi bisa membuat kurikulum darurat tetapi tidak boleh jauh dari itu. Secara materi menurut guru sudah diberikan, padahal materi tidak cuma teori, tetapi ada praktik. Orientasi anak-anak lulus kelas XII SMA (SLB) itu kan punya kemandirian, diharapkan mahir satu keterampilan untuk bekal ekonomi di masa depan,” terangnya.

Ditanya terkait pembelajaran praktik SLB di masa pandemi yang banyak terpangkas dan pengaruhnya pada kompetensi siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Tunzinah beranggapan kemungkinan akan ada penyesuaian baru dalam penerimaan mahasiswa secara nasional tahun depan.

“Saya kira ada kebijakan sendiri nanti, mungkin secara penerimaan mahasiswa baru juga beda. Karena (keterbatasan) ini dialami semua, secara nasional,” tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved