Pilkada 2020

Pengamat Politik UGM : Tingkat Partisipasi Masyarakat Menurun, Banyak Kelompok Golput

Pencapaian target partisipasi masyarakat dalam memberikan suaranya di Pilkada 2020 dirasa akan cukup berat dicapai.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Ilustrasi Pilkada serentak 2020 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga saat ini masih tetap akan menyelenggarakan Pilkada 2020 sesuai jadwal yang telah ditentukan, yakni 9 Desember mendatang.

Meskipun, kondisi seluruh wilayah di Indonesia saat ini masih mengalami pandemi Covid-19, namun KPU disebut bakall menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan Pilkada 2020

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sujito, mengatakan keputusan tersebut akan mendatangkan tantangan sekaligus konsekuensi tersendiri.

Di antaranya adalah pencapaian target partisipasi masyarakat dalam memberikan suaranya, dirasa akan cukup berat dicapai.

Respon Sejumlah Masyarakat Terkait Pilkada Tiga Daerah di DIY

Ini Saran Pengamat Politik UGM untuk KPU Daerah dalam Pilkada Serentak 2020

Bahkan, diprediksi pula akan muncul kelompok Golput yang lebih besar pemilu-pemilu sebelumnya.

"Apalagi sekarang di tengah pandemi Covid-19. Sebagian orang tentu menilai terlibat dalam kampanye hingga datang ke TPS sangatlah berisiko," kata Arie Sujito kepada Tribunjogja.com, Kamis (24/9/2020).

Ia menambahkan, meski sudah terdapat panduan protokol kesehatan dari KPU, namun hal itu dirasa belum cukup mampu meyakinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Kecuali, lanjut dia, KPU berani menjamin dan mampu meyakinkan masyarakat dengan hal yang tidak biasa.

Lebih lanjut ia menegaskan, baik KPU maupun para pasangan calon (Paslon) perlu mewaspadai kemunculan kelompok kritis yang tidak mengharapkan adanya pilkada serentak di tengah pandemi Covid-19.

"Karena kalau melihat dari kontroversi dan situasi saat ini, pasti tingkat partisipasinya menurun. Banyak kelompok golput. Dan akan muncuk kelompok-kelompok kritis yang menyuarakan itu. Itu menjadi pekerjaan KPU dan tim sukses paslon," imbuhnya.

Ia menambahkan, kontroversi yang terjadi saat ini menjadi warning untuk KPU dan pemerintah, bahwa protokol kesehatan harus dilakukan seketat mungkin.

"Terutama masa kampanye. Karena kampanye itu kan peluang kumpul-kumpul masih ada itu," tegas dia.

Jika melihat dari perkembangan Covid-19 yang ada, Arie Sujito menyebut wabah di tingkat nasional saat ini masih sangatlah tinggi.

Menurut dia Pilkada memang merupakan peristiwa penting, namun keselamatan dan keamanan masyarakat juga penting.

"Itu menjadi alasan turunnya partisipan masyarakat untuk pilkada kali ini," tutupnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved