Yogyakarta

Ini Saran Pengamat Politik UGM untuk KPU Daerah dalam Pilkada Serentak 2020

Ia mengatakan, KPU daerah sebaiknya lebih kreatif dalam melaksanakan aturan yang turun di PKPU.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Miftahul Huda

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) tingkat daerah bergerak menyesuaikan aturan PKPU RI, ada baiknya KPU tingkat daerah memodifikasi turunan PKPU tersebut, dan lebih mengutamakan kepentingan sesuai kondisi masing-masing daerah jika Pilkada 2020 tetap dilaksanakan.

Hal itu diungkapkan pengamat politik Universitas Gajam Mada (UGM) Arie Sujito kepada Tribunjogja.com, Kamis (24/9/2020).

Ia mengatakan, KPU daerah sebaiknya lebih kreatif dalam melaksanakan aturan yang turun di PKPU.

Menurut dia, KPU daerah perlu lebih mendetailkan lagi petunjuk dan teknis (Juknis) dalam pelaksanaan pilkada di tiga Kabupaten yakni Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul.

Prediksi Pakar UGM Kapan Pandemi COVID-19 Akan Berakhir

Hal itu menurut Sujito kebutuhan masing-masing daerah sangat lah berbeda. Tingkat kepatuhan, sentuhan untuk sosialisasi pun berbeda.

"Jadi meski ada PKPU dari pusat, daerah harus bisa memodifikasi, bisa lebih kreatif. Harus bisa punyai perangkat dan skenario yang lebih detil mengenai penyelenggaraan kampanye sampai pencoblosan," katanya.

Ia menganggap antara pilkada dengan pandemi Covid-19 seharusnya menjadi momen kehati-hatian para pihak penyelenggara maupun pemerintah.

"Ini dijadikan momentum kehati-hatian. Memang antara pilkada dengan pandemi tidak hitam-putih. Oke, pilkada tetap dilanjutkan, tapi perangkat dan kalangan bawah ini harus solid utuk persiapannya," tegas Sujito.

Secara menyeluruh, Sujito menyarankan agar seluruh perangkat penyelenggara untuk tetap solid.

Kesadaran para tim sukses, serta perilaku para pasangan calon (paslon) juga perlu dibuatkan komitmen.

Pengamat Politik UGM Sebut Kalangan Menengah Atas Rawan Terjadi Penurunan Partisipasi Pilkada

"Ya kampanyekan saja lewat media sosial atau sejenisnya. Di situ setidaknya bisa mengurangi risiko penyebaran meluas," kata Dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM ini.

Sebagai upaya realisasi langkah tersebut, ia menegaskan agar para tim sukses harus mulai merubah cara berpikir untuk mengumpulkan massa.

Cara-cara kreatif yang tidak mengundang massa namun dampaknya massif perlu dilakukan.

"Kampanye tim sukses sekarang bukan pakai cara lama. Ini era pandemi Covid-19 masuk cara virtual dan pesan-pesan edukatif via daring," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved