Yogyakarta
Respon Sejumlah Masyarakat Terkait Pilkada Tiga Daerah di DIY
Ada sebagian masyarakat yang mengkhawatirkan adanya Covid-19 sehingga enggan datang ke TPS dan menolak ajakan kampanye.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kekhawatiran adanya kelompok golput dalam pilkada 2020 di tiga daerah yakni Sleman, Gunungkidul, dan Bantul di tengah pandemi Covid-19 mulai terasa.
Ada sebagian masyarakat yang mengkhawatirkan adanya Covid-19 sehingga enggan datang ke TPS dan menolak ajakan kampanye, ada pula yang tetap berpartisipasi namun dengan penuh kekhawatiran.
Seorang pria asal Ngaglik, Kabupaten Sleman, Benny S mengaku sudah tidak tertarik dengan dunia politik saat ini.
Pelaksanaan Pilkada 9 Desember nanti pun tidak membuat dirinya berharap besar pada seorang kandidat di wilayahnya.
"Sepertinya tidak ikut nyoblos pas pemilihan kepala daerah nanti," katanya, Kamis (24/9/2020).
• Ini Saran Pengamat Politik UGM untuk KPU Daerah dalam Pilkada Serentak 2020
Benny melanjutkan, alasan lain di luar ketidaktertarikannya akan dunia politik, menurut dia momen Covid-19 membuat ia harus berpikir dua kali untuk mengikuti tahapan kampanye hingga proses pencoblosan.
"Selain karena tidak tertarik politik ya karena ada Covid-19 ini," imbuhnya.
Berbeda dengan Benny, pria asal Kabupaten Gunungkidul bernama Ngajimin ini merasa khawatir dengan proses kampanye yang menurutnya dapat mengundang kerumunan.
"Kalau hari pencoblosannya sih gak masalah. Tapi pas kampanyenya di desa saya selalu tidak kondusif," katanya.
Pria yang kini berjualan es kelapa di Condongcatur, Sleman ini pun merasa waswas dengan pelaksanaan pilkada 2020.
"Tapi ya saya ini hanya mengikuti orang di atas saja. Rakyat kecil ya dibilang apa ya manut saja. Kalau disuruh nyoblos ya nyoblos," tutup pria asal Wonosari, Kabupaten Gunungkidul ini. (TRIBUNJOGJA.COM)