Kota Yogyakarta

Bersama 'Merawat' OTG Covid-19, Pemkot Yogya Kedepankan Budaya Gotong Royong

Selaras dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5 dari Kementrian Kesehatan, pasien berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak perlu

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selaras dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi 5 dari Kementrian Kesehatan, pasien berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak perlu lagi dirawat di rumah sakit. Sebagai gantinya, mereka cukup menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta kemudian berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak muncul kekhawatiran. Pasalnya, selepas isolasi di rumah masing-masing, tak diberlakukan lagi swab test lanjutan, guna memastikan kesembuhan yang bersangkutan.

"Kalau dulu harus swab sampai hasilnya negatif dua kali. Sekarang, setelah isolasi 14 hari dan tetap tanpa gejala, ya sudah boleh dilepas. Bisa saja minta test swab lagi, tapi biaya mandiri," kata Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi.

UPDATE Virus Corona di Indonesia 25 Agustus 2020: Bertambah 2.447, Kasus COVID-19 Kini Jadi 157.859

Dengan adanya protokol baru tersebut, ia meminta kepada jajaran di tingkat kecamatan, kelurahan, hingga RT dan RW, agar ikut serta memantau warganya yang melakoni isolasi mandiri.

Sementara mengenai kebutuhan obat, maupun vitamin penunjang, disuplai oleh Puskesmas.

"Semuanya harus bersama-sama mengawasi warga yang positif tanpa gejala. Sekarang ini tidak ada lagi pengujian setelah dinyatakan positif, tidak ada pernyataan sembuh, sehingga kami ajak masyarakat ikut memantau agar protokol dijalankan dengan baik," terangnya.

Salah satunya di wilayah Kotagede, yang saat ini terdapat dua pasien dengan status OTG. Budaya gotong royong pun coba dihidupkan kembali untuk membantu warganya yang harus menjalani isolasi.

Beruntung, masyarakat setempat tak keberatan dan antusias menyambutnya.

Camat Kotagede, Rajwan Taufiq berujar, pihaknya langsung menindaklanjuti revisi pedoman yang mulai berlaku per 15 Agustus silam tersebut dengan rapat koordinasi bersama jajaran kelurahan, RT dan RW.

Ia berharap, protokol baru dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

"Kita terus berkoordinasi untuk memastikan OTG ini selalu berada di rumah dan tak beraktivitas di luar. Kita juga harus melibatkan masyarakat tentu, untuk mencukupi kebutuhan logistik bagi keluarga yang menjalani isolasi mandiri itu," ungkapnya, dikonfirmasi Selasa (25/8/2020).

Awasi Pelaksanaan Protokol Kesehatan, Pemkot Yogya Terjunkan Ratusan Personel di Malioboro

Menurutnya, kultur masyarakat Kotagede yang guyub dan punya jiwa gotong royong yang tinggi, membuat pihaknya tidak kesulitan menerapkan langkah tersebut.

Bahkan, ia menilai warganya sangat antusias membantu tetangga yang tengah terjangkit virus corona itu.

"Agar tidak muncul kekhawatiran, kita edulasi saja, selama OTG disiplin isolasi, tidak beraktivitas di luar rumah, warga sekitarnya tak perlu takut. Makanya, semua harus gotong royong bantu psikologis dan logistik," jelasnya.

"Apalagi, OTG setiap hari dipantau Puskesmas melalui WA. Dipantau kesehatannya, muncul gejala atau tidak. Warga pun berkomunikasinya lewat WA, jadi dipastikan tidak kontak langsung dengan pasien," imbuh Rajwan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved