Gejala, Pencegahan dan Pengobatan GERD, Saat Asam Lambung Naik Esofagus

Penyakit GERD dapat terjadi ketika ada gangguan pada katup (sphincter) bagian abwah esofagus.

Editor: Mona Kriesdinar
medineplus
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - GERD atau Gastroesophageal reflux disease adalah gangguan pencernaan akibat asam lambung yang naik ke esofagus (refluks).

GERD dapat membuat penderita merasa mual bahkan muntah dan juga dada terasa panas seperti terbakar (heartburn).

Penyakit GERD dapat terjadi ketika ada gangguan pada katup (sphincter) bagian abwah esofagus.

Dalam kebanyakan kasus, GERD dapat dihilangkan melalui perubahan pola makan dan gaya hidup.

Namun, beberapa orang mungkin memerlukan obat atau operasi.

Refluks yang sering atau konstan ini dapat menyebabkan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

4 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung

Mirip Serangan Jantung

Terdapat pula kemiripan antara keluhan asam lambung dengan gejala jantung, yakni nyeri pada ulu hati.

Dokter Spesialis Jantung RS Awal Bros Bekasi Timur, dr Ronaldi, Sp.JP, FIHA, FAPSC mengatakan bahwa keluhan ini disebut sebagai “nyeri alih”, yaitu nyeri yang menyerupai asam lambung padahal gangguan atau serangan jantung.

Cara Menghilangkan Lendir atau Dahak di Tenggorokan Akibat Naiknya Asam Lambung

Lalu, bagaimana membedakan keluhan asam lambung dan jantung?

Ronaldi menyebutkan bahwa keluhan jantung bisa dilihat dari dua hal yaitu ciri-ciri faktor risiko jantung yang tidak dapat dikendalikan dan ciri-ciri faktor risiko jantung yang dapat dikendalikan.

Ciri-ciri risiko jantung yang tidak dapat dikendalikan yaitu faktor usia (usia lanjut memiliki risiko penyakit jantung yang lebih besar), jenis kelamin (pria lebih berpotensi terkena serangan jantung), dan keturunan.

Sementara itu, ciri-ciri risiko jantung yang dapat dikendalikan adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tubuh, kencing manis atau diabetes melitus, gaya hidup (merokok, konsumsi makanan, olahraga, dan sebagainya), serta kadar asam urat.

“Jadi risiko yang dapat kita cegah adalah ciri-ciri risiko yang dapat dikendalikan karena risiko tersebut dapat dideteksi melalui medical check-up secara rutin, cek rekam jantung, treadmill jantung, dan konsultasi rutin dengan dokter,” tutur Ronaldi seperti dikutip dari keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

Terkait gejala jantung, lanjutnya, sebaiknya masyarakat perlu memerhatikan beberapa ciri fisik gejala jantung seperti angina pektoris atau nyeri dada yang sifatnya khas.

Yaitu nyeri dada kiri hingga menembus ke belakang, sampai menjalar ke tangan kiri.

“Ciri fisik lain dari gejala jantung adalah keluhan sesak nafas, di mana nafas terasa berat dan sering berdebar-debar serta berkeringat dingin,” tambahnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved