Ledakan di Beirut
Saksi Gambarkan Kekuatan Ledakan di Beirut, Kaca Bangunan Berserakan dan Suasana Mencekam
Ledakan di Beirut, ibukota Libanon meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat dunia. Peristiwa ini sudah mendominasi linimasa Twitter sejak tadi
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Ledakan di Beirut, ibukota Libanon meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat dunia. Peristiwa ini sudah mendominasi linimasa Twitter sejak tadi.
Di tengah pandemi virus corona yang belum diketahui ujungnya, sebuah bahan peledak meledak di Beirut, Selasa (4/8/2020) petang.
Menurut pemberitaan, 2.750 tons amonium nitrat tersimpan di gudang di Beirut selama enam tahun.
Amonium nitrat adalah bahan utama dalam pupuk dan beberapa jenis bahan peledak.
Zat tersebut telah digunakan dalam serangan teror, termasuk pemboman Gedung Federal Alfred P. Murrah di Kota Oklahoma pada tahun 1995.
Setidaknya, ada 70 orang meninggal akibat ledakan itu dan 4000 lainnya terluka. Di banyak video yang beredar di media sosial, terlihat asap membumbung tinggi dari api yang membakar gedung.
• Ledakan Dahsyat di Beirut Ingatkan Publik pada Bencana Tianjin 2015 Lalu
Kemudian, ada awan yang diikuti oleh ledakan di pelabuhan di kota tersebut.
Beberapa jurnalis yang ada di Beirut menggambarkan kota itu lumpuh seketika setelah peristiwa tersebut terjadi.
“Aku melihat api tapi aku belum tahu kalau akan ada ledakan, maka aku masuk ke dalam. Tiba-tiba, aku kehilangan pendengaranku karena ternyata aku terlalu dekat (dengan titik ledakan). Aku kehilangan pendengaranku beberapa saat, aku tahu ada yang salah,” ungkap Hadi Nasrallah, saksi yang berbicara kepada BBC seperti dilansir Tribunjogja.com
• Ledakan Beirut Lebanon Diduga Berasal dari Tumpukan 2.750 Ton Amonium Nitrat
Dalam waktu singkat, kaca-kaca berserakan, baik itu kaca mobil, kaca gedung dan kaca toko. Semua kaca jatuh dari gedungnya.
“Orang di Beirut semua melhat pecahan kaca, bangunan bergetar dan ledakan keras. Sebenarnya saya kaget karena biasanya ketika itu terjadi, hanya satu daerah yang akan mengalami kejadian itu setelah ledakan, tetapi kali ini semua adalah Beirut, bahkan daerah di luar Beirut,” bebernya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh jurnalis Sunniva Rose. Saat itu, ia sedang mengemudi ke Beirut dan sudah melihat situasi yang kacau karena ledakan.
"Jalanan benar-benar tertutup kaca. Sulit bagi ambulans untuk melewati, ada batu bata, lempengan semen. Rumah-rumah telah runtuh,” ungkapnya.
• Inilah Penampakan Foto Udara Pelabuhan Beirut Lebanon Sebelum Ledakan
Pelabuhan yang menjadi titik ledakan sudah dijaga oleh tentara dan berjaga-jaga jika ada ledakan susulan.
"Masih ada asap naik ke langit larut malam. Seluruh kota itu hitam. Sangat sulit untuk berjalan-jalan, orang-orang berlumuran darah,” tambahnya lagi.
Ia mendeskripsikan sempat melihat seorang wanita berusia tua dirawat oleh seorang dokter dengan peralatan P3K.
“Mobil-mobil hancur total oleh batu-batu. Rumah-rumah bergaya lama dengan potongan-potongan batu besar baru saja jatuh di jalan,” ucap Rose.
Saksi Bachar Gattas menjelaskan, apa yang terjadi di Beirut seperti kiamat. Ia mengatakan layanan gawat darurat kewalahan dengan telpon yang masuk.
“Kalian bisa melihat orang-orang terluka di sepanjang jalan di Beirut, kaca berserakan di mana-mana, mobil rusak, ini seperti kiamat. Semua orang pada takut,” ungkapnya pada CNN.
Para petinggi negara yang mendengar kabar tersebut mengucapkan turut berduka atas tragedi itu. Beberapa negara mengaku siap membantu Libanon untuk keluar dari krisis seperti ini.
“Saya meminta tolong kepada negara lain untuk berdiri bersama Libanon dan membantu kami menyembuhkan luka yang amat mendalam ini,” kata Perdana Menteri Libanon, Hassan Diab.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga menyampaikan pesan duka cita untuk Libanon dan mengatakan bahwa ledakan itu mengejutkan.
“Inggris siap membantu apapun yang kami bisa, termasuk untuk para Warga Negara Inggris yang terkena dampak,” katanya.
Sementara, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga menyampaikan simpatinya kepada Libanon dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menawarkan asistensi.
“Kami memonitor dan siap membantu orang-orang Libanon untuk sembuh dari tragedi menakutkan ini,” cuitnya.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )
