Ledakan Beirut Lebanon Diduga Berasal dari Tumpukan 2.750 Ton Amonium Nitrat
Video ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 70 orang dan ribuan lainnya luka-luka terus bermunculan.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Lebanon - Video ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari 70 orang dan ribuan lainnya luka-luka terus bermunculan.
Melukiskan gambaran yang nyata kerusakan meskipun belum menjelaskan detail penyebabnya.
Sebuah kompilasi besar dari 15 video berbeda dari para saksi mata hingga ledakan bencana hari Selasa di ibukota Lebanon telah disusun oleh RT.
Video itu memberikan gambaran dampak kerusakan disebabkan oleh ledakan itu.

• Apa Penyebab Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Beirut Lebanon?
Untuk sementara pihak berwenang menduga kuat berasal dari tumpukan amonium nitrat seberat 2.750 ton di gudang dekat pelabuhan yang menekankan bukan berasal dari rudal, dikutip Tribunjogja.com dari Russian Today (RT)
Jumlah korban pun masih meningkat dan rumah sakit di Beirut sudah melebihi kapasitas.
Ledakan itu dilaporkan terdengar sejauh Siprus, sekitar 150 mil jauhnya dari pelabuhan.
Melansir Kompas.com, Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Thohari memastikan WNI di Beirut dalam keadaan aman usai terjadi ledakan besar di Port of Beirut, Selasa (4/8/2020).
"Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa," kata Hajriyanto dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).
"Satu WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," lanjut dia.
Ia menambahkan, KBRI telah menyampaikan imbauan melalui grup whatsapp dan melalui simpul-simpul WNI lainnya di Beirut.
Sejauh ini, lanjut Hajriyanto, seluruh WNI terpantau aman.
Ia pun mengatakan KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman.
"KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI," lanjut dia. (*)