BPBD DIY Mulai Rencanakan Skema Mitigasi Merapi di Tengah Pandemi Covid-19
Upaya kontigensi berupa kesiapan mitigasi pun telah disusun, serta beberapa aturan juga telah disiapkan BPBD DIY
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Selain kesiapan jalur evakuasi, rencana kontigensi lain terkait evakuasi warga di sekitar gunung Merapi juga disiapkan Tim Respon Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hal itu berkaitan dengan keselamatan warga masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Anggora TRC BPBD DIY, Agus Riyanto, menyampaikan peningkatan aktivitas gunung Merapi saat ini menurutnya patut disikapi dengan kewaspadaan.
Upaya kontigensi berupa kesiapan mitigasi pun telah disusun. Beberapa aturan juga telah disiapkan.
"Itu kaitannya dengan pandemi Covid-19. Nanti mitigasinya seperti apa. Itu tertuang dalam rencana kontigensi," katanya, Selasa (14/7/2020)
• BPBD Bantul Dilengkapi WRS NewGen, Kini Informasi Gempa Bumi Langsung Update Dalam 2 Menit
• Tim TRC BPBD DIY Catat Ada 50 Titik Kerusakan Jalur Evakuasi di Wilayah Sleman
Pria yang akrab disapa Gusto ini menambahkan, bentuk mitigasi di tengah pandemi seperti saat ini, beberapa catatan sedang dibahas antara BPBD dan pihak Desa.
Satu di antaranya terkait kesiapan tenda barak untuk masing-masing desa.
BPBD DIY menyiapkan langkah berupa pengurangan kapasitas isi dari tenda barak tersebut.
"Yang harusnya kapasitas 50 orang kami kurangi. Tentu itu perlu disiapkan dari sekarang. Kami beri pemahaman kepada maayarakat. Harapannya ya Merapi membaik," tuturnya.

Rencana penanganan tersebut perlu disusun sejak dini, agar mitigasi erupsi Merapi di tengah pandemi Covid-19 dapat dilakukan secara lancar.
Selain itu, ia juga meminta kepada pemerintah desa apabila level status Merapi meningkat menjadi awas, para lansia, difabel, serta ibu hamil yang berada di desa tersebut wajib di evakuasi terlebuh dahulu.
"Kami kira warga sudah banyak yang paham akan hal itu. Pemerintah desa juga sudah belajar dari kejadian yang dulu," ungkapnya.
Meski begitu, BPBD belum memastikan berapa jumlah lansia yang berada di lereng Merapi tersebut.
• BPBD DIY Fokus Rencana Kontigensi Terkait Jalur Evakuasi Gunung Merapi yang Rusak
• Antisipasi Letusan Gunung Merapi, Pemkab Sleman akan Perbaiki Jalur Evakuasi di Wilayah Cangkringan
Namun, saat erupsi Merapi pada 2018 lalu, sedikitnya ada 200 lansia yang membutuhkan penanganan.
Itu pun hanya dari satu desa yakni dari Desa Glagahharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
"Sekarang data itu pasti sudah diperbarui. Pihak desa yang tahu pastinya," pungkasnya. (*)