BPBD Bantul Dilengkapi WRS NewGen, Kini Informasi Gempa Bumi Langsung Update Dalam 2 Menit
BPBD Bantul Dilengkapi WRS NewGen, Kini Informasi Gempa Bumi Langsung Update Dalam 2 Menit
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul saat ini telah dilengkapi alat cukup canggih yang berfungsi mempercepat penyebaran informasi gempa dan tsunami.
Alat bantuan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta itu bernama Warning Receiver System New Generation (WRS NewGen).
Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan, WRS NewGen merupakan pengembangan dari sebelumnya.
Alat terbaru tersebut, menurutnya mampu memberikan informasi real time mengenai gempa dan tsunami dari BMKG.
Bahkan informasi yang didapat lebih akurat dan detail, mulai dari waktu, pusat lokasi, kedalaman gempa hingga sejumlah titik yang terdampak akibat gempa.
Sehingga, menurut dia, dapat mempermudah bagi petugas BPBD dalam melakukan pemetaan dan tindakan pasca gempa.
• Sehari Dua Gempa Bumi Guncang Bantul, Begini Kata BMKG
• BMKG Sebut Gempa Tektonik Berpotensi Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi
"Jadi alat ini sangat membantu kami melakukan tindakan reaksi cepat setelah terjadi gempa," ucap Dwi, seusai penandatanganan kerjasama pemanfaatan lahan untuk dipasang alat deteksi gempa dan tsunami, antara BMKG Yogyakarta dan Bupati Bantul, di Ruang Kerja Bupati, Senin (13/7/2020).
Sebagai alat yang dapat mempercepat sebaran informasi gempa dan tsunami, WRS NewGen bukan hanya dipasang di Kabupaten Bantul saja.
BMKG Yogyakarta juga telah memasang alat serupa di sejumlah titik lain, di antaranya kantor Basarnas, TVRI, RRI hingga BPBD Kabupaten Sleman.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG I Yogyakarta, Agus Riyanto menyampaikan, WRS NewGen merupakan alat baru yang terbilang cukup canggih.
Mampu mengirim informasi secara real time sehingga akan memberikan waktu bagi BPBD untuk merespon dengan tindakan cepat.
Bahkan, kata dia, informasi ketika terjadi gempa dapat diperoleh dengan waktu kurang dari tiga menit.
"Jadi, gempa terjadi. Dua menit kemudian sudah muncul," ucap dia. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)