Tim TRC BPBD DIY Catat Ada 50 Titik Kerusakan Jalur Evakuasi di Wilayah Sleman

Tim TRC BPBD DIY Catat Ada 50 Titik Kerusakan Jalur Evakuasi di Wilayah Sleman

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
bpptkg
Rekaman erupsi Gunung Merapi tanggal 28 Maret 2020 pukul 05:21 WIB dari sisi selatan dan tenggara 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kerusakan jalur evakuasi gunung Merapi kembali menjadi perhatian banyak pihak, setelah terjadi peningkatan aktivitas gunung yang terletak di perbatasan Jateng dan DIY tersebut.

Setidaknya ada sekitar 50 titik kerusakan yang telah dipetakan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Salah seorang anggota TRC BPBD DIY yang meninjau langsung ke lokasi, Agus Riyanto menyampaikan, kerusakan jalur tersebut tidak seluruhnya rusak parah.

Hanya beberapa titik saja yang menurutnya kondisi jalan sangat buruk. Bebatuan, terjal dan bergelombang.

"Hanya beberapa titik. Sekitar 50 titik jalan yang rusak. Harusnya itu kewenangan dari PUPR untuk jumlah pastinya. Kami hanya memastikan saja kemarin," katanya kepada Tribunjogja.com, Senin (13/7/2020).

Sementara kriteria Kawasan Rawan Bencana (KRB) BPBD DIY menetapkan mulai dari radius 6 Kilometer hingga 15 meter dari gunung Merapi.

Pemetaan desa-desa yang rawan pun sudah dilakukan, di antaranya Desa Glagahharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, yang berada di radius 6 Kilometer.

Sementara KRB paling dekat lainnya yakni Desa Kepuharjo yang sama-sama berada di Kecamatan dan Kabupaten yang sama.

"Hanya saja untuk Kepuharjo radiusnya sekitar 8 Kilometer. Hanya menyebrang jembatan saja untuk ke Glagahharjo. Dua itu yang sedang kami rencanakan untuk membuat skema kontigensi terkait jalur evakuasi," tuturnya.

BPBD DIY Fokus Rencana Kontigensi Terkait Jalur Evakuasi Gunung Merapi yang Rusak

BMKG Sebut Gempa Tektonik Berpotensi Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi

Antisipasi Letusan Gunung Merapi, Pemkab Sleman akan Perbaiki Jalur Evakuasi di Wilayah Cangkringan

Sementara beberapa desa lain, yakni Desa Hargo Binangun, Purwo Binangun, Giri Kerto, serta Wono Kerto juga menjadi perhatian khusus BPBD DIY.

Rencana kontigensi pun telah disusun, di antaranya persiapan mitigasi bencana dengan menyiapkan barak secara mandiri di masing-masing desa tersebut.

Kendaraan siap siaga juga wajib disediakan. Namun, terkait hal itu evakuasi mandiri dapat dilakukan menggunakan sepeda motor dan kendaraan lain.

Saat disinggung kesiapan jalur evakuasi dalam rencana kontigensi tersebut, pria yang akrab disapa Gusto ini menjelaskan, jalur-jalur tak terduga bisa jadi ditempuh masyarakat saat Merapi terjadi erupsi.

"Mereka yang lebih tahu, mereka yang lebih paham. Karena bisa jadi, kami buatkan jalut di wilayah barat, mereka justru mengevakuasi ke arah yang lain," tuturnya.

Ia menjelaskan, dalam skema tersebut, desa paling ujung saat kondisi Merapi mulai erupsi, mereka wajib turun ke desa selanjutnya.

Sejauh ini, kondisi jalan evakuasi antar desa menurut BPBD DIY dalam kondisi baik.

"Lengkap dengan papan rambu-rambu evakuasi. Jalan-jalan itu lah yang seharusnya menjadi fokus bersama," ungkap Gusto. (Tribunjogja/Miftahul Huda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved