Yogyakarta

Pengamat Politik UGM Sebut Pilkada Tiga Kabupaten di DIY 'Menep Ing Pangarep'

Pertempuran kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di tiga Kabupaten di DIY terlihat berbeda di tengah pandemi seperti saat ini.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Meski disinyalir lebih senyap, namun menurutnya banyak para kandidat yang sudah mencuri start dalam upaya kampanye.

Biaya Pilkada 2020 Dipastikan Bengkak, KPU DIY Tunggu Dana dari APBN

"Semua orang tahu, semua orang paham hal itu. Beberapa sudah ada yang mencuri start," kelakarnya.

Hal itu menurutnya tidak bisa dipisahkan dari langkah politik lokal.

Pasalnya, masyarakat terbiasa akrab dengan para kandidat yang memiliki tingkat ketokohan yang tinggi.

Padahal, lanjut dia, ketika seseorang tengah menjajakn maju sebagai kepala daerah, masyarakat harus bisa mensensor.

"Namun pada kenyataanya, masyarakat terbiasa dengan ketokohan seseorang. Yang dekat dan memiliki ketokohan itulah yang diidamkan masyarakat. Tanpa peduli track politik dan lainnya," imbuh dia.

Secara keilmuwan, Purwo mengungkapkan, kontestasi pemilu merupakan milik rakyat, bukan milik pemburu jabatan.

"Tantangan kita sebenarnya kan mencegah suara-suara itu dipecah menjadi suara individu, bukan lagi suara yang dari diri sendiri," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved