Update Corona di DI Yogyakarta
Disdik Kota Yogya : PAUD Dibuka Saat Kondisi Sudah Kondusif
Kebijakan pelaksanaan KBM untuk PAUD dapat berbeda dengan tingkat pendidikan yang lain.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Terpisah, Sekretaris Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Indonesia (HIMPAUDI) DIY, Nurahmalia mengatakan sebagian besar pendidik PAUD masih ragu dan khawatir terkait penerapan new normal di PAUD.
“Dari berita di IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan Gugus Tugas Covid-19 menyatakan anak juga termasuk usia rentan terpapar Covid-19,” ujar guru di PAUD Azzahra, Tegalrejo ini.
Lia, sapaan akrab Nurahmalia melanjutkan, jika pada kondisi new normal PAUD dibuka, maka dibutuhkan SOP yang jelas dan melibatkan semua stakeholder terkait.
“Harus dipastikan apa iya lembaga PAUD mampu. Anak-anak ketika berinteraksi tidak bisa seperti orang dewasa. Cuci tangan sesering mungkin juga apa mungkin sekolah bisa menyediakan tempat cuci tangan yang cukup,” ungkapnya.
• Hasil Survei MDKIK UGM : 60 Persen Warga DIY Setuju Penerapan New Normal
Dia melanjutkan, bila new normal diterapkan maka guru menjadi punya peran ganda.
Yakni untuk menyiapkan pembelajaran dan memantau protokol kesehatan dilakukan oleh setiap anak.
“Pada dasarnya kami akan ikut kebijakan dinas setempat berdasarkan kabupaten/kota masing-masing,” tuturnya.
Di sisi lain, kata dia, para guru pun mengalami dilema sebab banyak orang tua yang mengeluhkan anak-anak sudah bosan berada di rumah.
“Kalau harus menuggu sampai normal anak-anak kasihan juga. Orang tua banyak yang mengeluh anak-anak sudah bosan. Kebosanan itu nampak sekali. Anak-anak sering telepon gurunya, bilang pengin ke sekolah lagi,” bebernya.
• Persiapan New Normal, Pemda DIY Gelar Rapid Test di Pasar Tradisional
Selain itu, lanjut Lia, kebiasaan perilaku anak yang selama ini diajarkan di sekolah perlahan-lahan menjadi pudar ketika di rumah.
“Apa yang kami biasakan ke anak-anak di sekolah menjadi hilang. Bahkan orang tua kebanyakan mengajarkan calistung (baca tulis hitung), padahal calistung anak usia dini berbeda. Harusnya mereka lebih banyak bermain dengan barang apa pun di rumah,” papar Lia.
“Kami tidak bisa menyalahkan orang tua. Tidak semua orang tua juga WFH (bekerja di rumah) dan punya kompetensi pedagogik. Kalau ke new normal, misalnya dengan masuk selang-seling, kita perlu mengingatkan ke orang tua juga apakah kondisi anak itu benar-benar sehat,” sambungnya. (TRIBUNJOGJA.COM)