Ratusan Pengunjung Indogrosir Jalani Rapid Test di GOR Pangukan Sleman, Ini Hasilnya
Peserta Rapid test massal adalah warga Sleman yang berkunjung ke Indogrosir pada periode tanggal 19 April 2020 sampai 4 Mei 2020
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Rapid test massal hari pertama untuk pengunjung supermarket Indogrosir telah selesai dilaksanakan pada Selasa (12/5/2020) di GOR Pangukan, Tridadi, Sleman.
Pemeriksaan spesimen bagi warga ber-KTP Sleman tersebut selesai dilakukan tepat pada pukul 14.50 WIB.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, menjelaskan bahwa rapid test massal rencananya diikuti 500 orang peserta yang terdaftar, namun hanya 461 orang yang hadir dan mengikuti tes.
Sementara yang tidak hadir, tidak ada keterangan dari para pendaftar.
• BREAKING NEWS : Hasil Rapid Test Massal Hari Pertama, 20 Orang Pengunjung Indogrosir Reaktif
• Kapasitas Kamar Isolasi COVID-19 di Kota Yogyakarta Bertambah
Peserta Rapid test massal adalah warga Kabupaten Sleman yang berkunjung ke toko grosir Indogrosir di Jalan Magelang, Mlati, Kabupaten Sleman pada periode tanggal 19 April 2020 sampai 4 Mei 2020
"Dari hasil test (hari pertama) tersebut, didapatkan 20 orang yang reaktif dan selebihnya negatif," ujarnya.
Joko melanjutkan, bagi peserta dengan hasil reaktif maka akan segera akan dijemput oleh petugas Puskesmas, di mana warga tersebut bertempat tinggal.
Selanjutnya diantar ke pusat karantina kesehatan, shelter asrama haji.
"Asrama haji yangg kita gunakan gedung muzdalifah terlebih dahulu dengan kapasitas 52 bed. Kalau kurang, baru tambah gedung Madinah dengan kapasitas 10 bed. Kalau masih kurang baru aktivasi gedung makkah, dengan kapasitas 96 bed. Jadi total ada 158 bed," urainya.

Ia menyampaikan bahwa secara umum kegiatan rapid test massal berjalan lancar dan berharap dua hari kedepan, juga berjalan dengan lancar.
Sementara itu Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan, menjelaskan bahwa asrama haji sebelumnya digunakan untuk shelter bagi pemudik yang tertolak warga.
"Penghuni di sana tersisa tiga orang. Dan hasil rapid test kemarin non reaktif semua. Dari tiga orang itu, dua orang sudah dijemput hari ini dan tersisa satu orang," paparnya.
Pemkab Sleman Jemput Bola
Bupati Sleman, Sri Purnomo, menjelaskan rapid test massal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Maka dari itu, bagi mereka yang mendapatkan hasil reakfit, akan langsung dibawa ke shelter asrama haji.
"Tim gugus tugas akan melakukan jemput bola ke alamat masing-masing untuk kemudian di bawa ke asrama haji," ujarnya.

Karantina akan dilakukan di bawah kendali Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sleman.
Petugas akan terus melakukan monitoring bagi mereka yang kedapatan reaktif, sembari menunggu hasil swab.
Jika hasil swab dinyatakan positif, maka mereka akan langsung dirujuk ke rumah sakit.
Sebaliknya jika dinyatakan negatif, akan tetap menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan bahwa pendaftaraan RDT massal dilakukan secara daring melalui laman rdt.slemankab.go.id.
• Keluyuran Usai Reaktif Rapid Test, Pegawai Indogrosir Ini Dinyatakan Positif Covid-19
• Tidak Ada Rapid Test Masal di Kulon Progo, Ini Penjelasan Dinas Kesehatan
Pendaftaran RDT dibuka oleh Pemkab Sleman sejak Minggu, (10/5/2020) pukul 06.00 WIB dan ditutup pada Senin (11/5/2020) pukul 14.00 WIB.
Setelah pendaftaran ditutup, terdapat sebanyak 1.750 pendaftar.
Namun dari jumlah tersebut 328 pendaftar tidak memenuhi persyaratan dan yang dinyatakan memenuhi persyaratan sebanyak 1.422 pendaftar.
"Dari jumlah 1.422 pendaftar ini terdiri dari 528 laki-laki dan 894 perempuan," jelas Joko.

Adapun sebelum rapid test massal ini, pihaknya telah melakukan rapid test kepada 344 karyawan indogrosir dan mendapatkan hasil 60 orang yang dinyatakan reaktif.
Mereka yang reaktif kemudian dilakukan uji swab, dan sejauh ini ada 12 orang yang dinyatakan positif.
"Dari 12 orang itu, yang merupakan warga Sleman ada tiga orang. Salah satunya adalah pramuniaga," ujarnya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan masing-masing dinas kabupaten kota lainnya untuk melakukan tracing sesuai domisili pegawai. (TRIBUNJOGJA.COM)