Update Corona di DI Yogyakarta

Ketahanan Pangan Saat Pandemi Covid-19, Pemda DIY Tolak 100 Ton Jatah Gula Pasir dari Pemerintah

Ketahanan pangan DIY hingga pertengahan tahun dijamin aman, meski di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
news.pakistan.tv
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketahanan pangan DIY hingga pertengahan tahun dijamin aman, meski di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. 

Kepercayaan diri tersebut dibuktikan dengan penolakan jatah gula pasir sebanyak 100 ton dari pemerintah pusat yang diberikan ke seluruh pemerintah provinsi termasuk DIY.

Namun, keresahan masih dialami masyarakat akibat naiknya harga gula pasir akhir-akhir ini.

Saat ini harga gula pasir di DIY mencapai Rp 17.500 setelah sempat menyentuh Rp 18 ribu beberapa pekan lalu.

Belum Masuki Musim Giling, Stok Gula di Sleman Menipis

Harga tersebut tentu jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang sudah ditetapkan sebesar Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu.

"DIY ikut terkena imbas kenaikan harga gula pasir sekarang masih sampai Rp 17.500," kata Kasi Ketersediaan Pangan bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) saat ditemui, Senin (13/4/2020).

Harusnya, lanjut dia, DIY tidak perlu terkena imbas kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, khususnya untuk komoditi gula.

Alasannya, lanjut Sumaryatin, komoditi Gula Pasir di DIY selalu mengalami Surplus dengan estimasi kebutuhan Gula Pasir di DIY perminggunya yang hanya mencapai Rp 445,78 ton.

"Sementara ketersediaan kami ada 743,36 ton. Masih surplus sekitar 297,58 ton," ungkapnya.

Jumlah pasokan tersebut hanya dari stok pemerintah pusat setiap tahunnya saja.

Sementara produksi dari DIY sendiri dari pabrik gula Madukismo di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, menurutnya masih sanggup untuk mencukupi warga DIY.

Solidaritas Pangan Jogja Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tengah Wabah Virus Corona

"Saya tidak tahu pasti berapa jumlah produksinya di sana. Namun kalau DIY mengambil dari Madukismo saja, saya jamin tidak akan mengalami kekurangan gula pasir," imbuhnya.

Persoalan kenaikan harga gula untuk saat ini, menurut Sumaryatin lantaran harus mengikuti kebijakan pemerintah pusat. 

Ia membenarkan, dari kementerian perdagangan dan Badan Logistik(Bulog) izin import gula nasional memang sedikit terkendala, akibatnya, stok gula pasir di beberapa wilayah mengalami kesulitan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved