Wabah Virus Corona
Lima Penelitian yang Membawa Kabar Gembira di Tengah Pandemi Virus Corona
Berikut adalah beberapa penelitian yang tengah dikembangkan para ilmuwan untuk menghadapi virus corona.
" Akan tetapi, jika virus dalam tubuh Anda hanya mereplikasi dalam jumlah sedikit dan tidak benar-benar mencapai kelenjar getah bening, bisa jadi tubuh Anda tidak langsung membuat antibodi.
"Bagusnya adalah berarti Anda tidak terlalu sakit. Dan jika ada orang yang benar-benar sakit karena virus ini, saya akan terkejut jika mereka tidak membangun respons antibodi," jelas Bachmann.
3. Vaksin sedang dalam tahap uji coba

Sebuah uji coba vaksin tengah dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional (NIH) di Institut Penelitian Kesehatan Kaiser Permanente Washington di Seattle. Vaksin ini merupakan yang pertama kalinya diuji coba langsung pada manusia.
Dalam uji coba, 45 relawan yang sehat akan diberikan vaksin yang mengandung segmen kode genetik yang meniru SARS-CoV-2. Namun, vaksin ini tidak mengandung SARS-CoV-2 yang sebenarnya, sehingga para relawan tidak akan terinfeksi Covid-19.
Tim ofisial pemerintah mengatakan mungkin akan membutuhkan waktu 12-18 bulan sebelum vaksin mencapai pasar. Karena tujuan utama dari uji coba ini adalah untuk memastikan tidak ada efek samping dari vaksin tersebut.
Namun, masih ada banyak penelitian lain yang sedang berjalan untuk menemukan vaksin baru.
4. Metode lama mungkin dapat melawan COVID-19
Menurut salah satu penelitian dalam jurnal The Journal of Clinical Investigation, para dokter mungkin dapat menggunakan metode lama yang disebut "terapi antibodi pasif" untuk menangani pasien COVID-19.
Ilmuwan dalam penelitian tersebut mengatakan metode ini tidak perlu dikaji ulang atau dikembangkan karena metode ini telah ada sejak 1930.
Metode ini melibatkan pengumpulan darah dari seseorang yang telah sembuh dari virus tersebut. Dengan menggunakan serum, bagian yang mengandung antibodi penangkal infeksi, para peneliti berharap dapat menyuntikkannya ke orang lain sehingga dapat mencegah infeksi atau membantu melawannya.
"Itu semua bisa dilakukan. Namun, akan sangat membutuhkan usaha, organisasi, sumber daya, serta orang-orang yang berhasil sembuh dan mau menyumbangkan darahnya," ucap Dr. Arturo Casadevall, seorang profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore.
• Awas, Ini Risiko Berbahaya Bila Menyemprotkan Cairan Disinfektan pada Tubuh Manusia
5. Sistem kekebalan tubuh manusia dapat mengalahkan virus
Sebuah penelitian dalam jurnal Nature Medicine mengamati pasien Covid-19 yang berhasil sembuh dalam beberapa hari. Dia adalah seorang perempuan berusia 47 tahun yang terinfeksi virus di Wuhan, China.

Para peneliti mengamati bagaimana respons antibodi dalam tubuh wanita ini untuk memahami proses penyembuhannya. Prof. Katherine Kedzierska dan timnya dari Departemen Mikrobiologi dan Imunologi di Doherty Institute di Melbourne, Australia, menemukan peningkatan imunoglobulin G, tipe antibodi yang paling umum, dalam sampel darah wanita tersebut.