Stok ARV untuk Pengobatan HIV/AIDS di DIY Menipis

Kemudian untuk jumlah Anak Dengan HIV AIDS (ADHA) sampai dengan 2019 yang ditemukan sebanyak 73 kasus, berasal dari dalam maupun luar DIY.

Kondisi saat ini diketahui 19 ADHA telah meninggal dan hampir dari setengah ADHA tidak diasuh orang tuanya melainkan tinggal dengan nenek, saudara, atau orang tua angkat.

• Bom Perang Dunia II Ditemukan di Lokasi Syuting Film Marvel, Angelina Jolie dan Kru Dievakuasi

Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY Laurensia Ana Yuliastanti membenarkan bahwa pihaknya mendapatkan laporan non formal terkait menipisnya stok ARV.

"Stok ARV di daerah ini kan dropping dari pusat. Stok yang ada di sini pengadaan dari Dinkes DIY ke Kementerian Kesehatan. Kalau soal akses, DIY tidak ada masalah. Aksesnya mudah. Persoalannya, ketersediannya obatnya tidak ada dari pusat," bebernya.

Ana menambahkan bahwa selama ARV yang biasa mereka konsumsi tidak ada, maka mereka harus rela bila diganti dengan obat lain dengan dosis yang sudah disesuaikan.

"Mereka mengonsumsi obat setiap hari. Efek samping dari pengganti obat lain ini, belum dikaji lagi. Belum ada efek samping," tegasnya.

Ia menjelaskan, setiap akan mengambil ARV di layanan kesehatan yang memang sudah ditunjuk untuk akses ODHA berobat, mereka akan melalui pemeriksaan perkembangan kesehatan dan juga efek samping dari obat yang mereka konsumsi.

"Ada 12 layanan ARV baru di DIY. Di beberapa RSUD ada obat ARV. Selain juga Puskesmas yang terbagi di kabupaten kota," ucapnya.

Menyikapi laporan stok ARV yang menipis, pihak KPA DIY pun telah melakukan pendekatan kepada Dinkes DIY untuk melakukan advokasi ke pemerintah pusat.

"Kalau ada laporan seperti ini, kami menyampaikan bagaimana stoknya. Kita bisanya mendorong kalau pengadaan. Fungsi kami mendorong dan menjembatani," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)