Pemkot Yogyakarta Bentuk Satgas Tangani Aksi Klitih, Wali Kota : Saya Sudah Jengkel dengan Klitih
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, mengatakan maraknya kejadian klitih di wilayah setempat ikut mendapat perhatian dari berbagai daerah.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aksi kejahatan atau kekerasan jalan yang lazim disebut dengan istilah klitih, menjadi perhatian seluruh kalangan di wilayah Yogyakarta.
Terlebih, aksi klitih yang umumnya dilakukan oleh para remaja, dan bahkan anak-anak di bawah umur ini, telah merebak dan meresahkan warga.
Bahkan, dalam beberapa kejadian, aksi klitih ini telah memakan korban jiwa lantaran aksinya yang terbilang sadis.
• Cegah Klitih, Polisi Imbau Orantua Larang Anak Keluyuran Malam Hari
• Dengar Alasan Pelaku, Orangtua Korban Klitih di Bantul Tak Terima, Minta Diberikan Hukuman Setimpal
Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta melaporkan sedikitnya terdapat 18 kali insiden klitih pada 2018 dan 16 peristiwa pada 2019 lalu.
Meski menurun, namun keseriusan dan juga perhatian terhadap fenomena itu mesti disikapi secara serius.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, mengatakan maraknya kejadian klitih di wilayah setempat ikut mendapat perhatian dari berbagai daerah.
Bahkan, saking maraknya peristiwa itu ikut pula menambah predikat Yogyakarta sebagai kota klitih.

Haryadi menyebut, klitih telah mengalami pergeseran makna di masa sekarang.
Disebutnya, sebelum era milenium klitih dimaknai sebagai kata yang menggambarkan aktivitas bermain.
Namun, saat ini klitih berubah menjadi fenomena sosial yang mengkhawatirkan.
"Jujur saya jengkel dengan keberadaan klitih. Umumnya kejadian kriminal kan ada latar belakang dan hubungan, tapi ini tidak. Tiba-tiba saja muncul dan tidak tahu maksud dan tujuannya. Ini tentu bukan kenakalan tapi sudah digolongkan dalam kejahatan," ucap Haryadi dalam FGD yang digelar Kantor Kesbang Kota Yogyakarta, Kamis (23/1/2020).
• Ketua PN Yogyakarta : Perlu Ada Kajian Mendalam Soal Klitih
• Marak Aksi Klitih di Kalangan Pelajar, Disdikpora DIY Akan Kumpulkan Guru BK
Maka itu, pihaknya bersama sejumlah intansi dan perangkat daerah diklaim tengah berusaha untuk mengurai persoalan klitih hingga menemukan formula yang tepat dalam penanganannya.
Bentuk Satgas
Bersama-sama dengan kepolisian, TNI, OPD dan pihak lainnya, Pemkot Yogyakarta dikatakan bakal membentuk satgas serta mengumpulkan perangkat daerah hingga tingkat kecamatan untuk melakukan koordinasi.
"Kami sudah identifikasi dan akan terus melakukan kaijan. Satgas nanti akan langsung koordinasi dengan wawali," ucap dia.

Namun begitu, dia menekankan perlunya peran serta pada tingkatan keluarga yakni orang tua untuk ikut mengambil peran dengan menaruh perhatian pada anak, khususnya kaum ibu.
Pasalnya, Haryadi mengatakan mayoritas anak yang menjadi pelaku klitih cenderung dianggap berperilaku baik di lingkungan keluarga.
"Sektor hulu dan hilir perlu diperhatikan dan diawasi. Kita juga minta agar menghidupkan kembali ronda terutama di tempat yang kerap kali dijadikan tempat nongkrong oleh anak-anak," ungkapnya.
• Temui Sri Sultan, Puan Maharani Soroti Maraknya Klitih di Yogyakarta
• Polres Bantul Gandeng Kodim Untuk Cegah Klitih
Kesiapan TNI-Polri
Dandim 0734 Yogyakarta, Kolonel Arh Zaenudin mengatakan, perlu pemetaan yang jelas terhadap akar permasalahan pada insiden klitih. Dia menganggap penyelesaian kasus klitih mesti dilakukan secara holistik dan menyeluruh.
"Karena faktor penyebabnya juga berbagai macam bukan hanya internal tapi juga eksternal. Makanya kita juga lihat motif penyebab lain bukan hanya yang terjadi di Kota Jogja tapi juga di wilayah lain di DIY," kata Dandim.

Sementara, Kasatbimas Polresta Yogyakarta, Kompol Kodrat menyatakan, pihaknya telah mengamankan sebanyak tiga kasus klitih hingga saat ini.
Tidak hanya memperketat patroli di daerah rawan, dia mengklaim jajaran Polresta juga akan menindak tegas para pemuda yang kedapatan membawa sajam di malam hari. (*)