Kulon Progo
Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Tegaskan Ternak di Kulon Progo Bebas Antraks
Walaupun sebelumnya sekitar 2017, satu wilayah di Kulon Progo sempat ditemukan virus tersebut, akan tetapi saat ini sudah dinyatakan negatif.
Penulis: Andreas Desca | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Hewan Ternak di Kabupaten Kulon Progo bebas antraks.
Hal tersebut disampaikan secara langung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha, Senin (20/1/2020) kepada Tribunjogja.com.
Walaupun sebelumnya sekitar 2017, satu wilayah di Kulon Progo sempat ditemukan bakteri tersebut, akan tetapi saat ini sudah dinyatakan negatif.
"Sampel-sampel sampai saat ini sudah diperiksa secara terus menerus. Bahkan tanah pun sudah diambil sampelnya," katanya.
• PKH Kulon Progo Tanam Ratusan Bibit Pohon untuk Cegah Abrasi
Menurutnya, tanah yang berada disekitar hewan yang terjangkit Antraks, dapat menjadi media untuk bakteri Antraks tersebut hidup.
"Bukan cuma sebulan-dua bulan, tapi bakterinya bisa hidup di tanah selama bertahun-tahun," tuturnya.
Selain itu, untuk mencegah perkembangan antraks, Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo terus memberikan vaksin khususnya di sekitar daerah yang pernah terdampak.
"Pemberian vaksin tersebut pun dilaksanakan selama sepuluh tahun untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama," katanya.
Di sisi lain, Dinas Pertanian dan Pangan menjamin bahwa Kulon Progo bebas ternak karena sudah ada beberapa pencegahan yang dilakukan.
• Cegah Antraks Menyebar, Pemkab Gunungkidul Batasi Penjualan Hewan Ternak
"Jadi sebetulnya ada pencegahan yang kita lakukan sejak awal Januari ini. Kita mengeluarkan himbauan kepada masyarakat untuk tidak membeli ternak dari luar daerah, khususnya yang terjangkit Antraks," paparnya.
Lanjut Aris, setiap pembelian hewan ternak pun pihaknya mengimbau untuk dilengkapi dengan surat pengantar yang menyatakan bahwa ternak yang dibeli itu sehat.
"Bukan hanya itu, kita pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak membeli produk pupuk kandang dari daerah yang terjangkit Antraks. Itu (antraks) tetap bisa hidup walaupun di dalam tanah, salah satunya pupuk kandang," paparnya.
Selain itu, Aris juga menyampaikan bahwa pihaknya juga selalu melakukan pengawasan di pasar ternak yang ada di Kulon Progo.
"Disitu kita melakukan pemeriksaan dan juga sosialisasi terkait gejala dan bahaya antraks, khususnya bagi manusia," katanya.
• Viral Kendaraan Pengangkut Barang Ditilang di Kulon Progo, Begini Tanggapan Polisi
Kepala Dinas ini pun menghimbau masyarakat untuk segera melaporkan kepada perangkat desa maupun Kapanewon jika tiba-tiba ada ternak atau sapi yang mati tanpa sebab.
"Itu sudah kita sampaikan dalam surat edaran yang didistribusikan ke keduabelas Kapanewon di kulon Progo," paparnya.
Namun, Aris dengan tegas melarang masyarakat untuk melakukan kontak langsung dengan bangkai hewan, apabila memang ada kejadian tersebut.
"Itu bisa berbahaya bagi kesehatan, karena Antraks bisa menular melalui kontak langsung. Tapi lebih berbahaya lagi jika daging hewan tersebut dikonsumsi," katanya.
Jika menular ke manusia, papar Aris, antraks bisa menyebabkan kematian. Ciri-ciri awalnya yakni merasakan mual dan muntah, namun muntahannya berwarna hitam.
"Alangkah lebih baik jika ditemukan hewan yang mati mendadak seperti itu, dikuburkan langsung. Idealnya sedalam dua meter agar lebih aman," imbaunya kepada masyarakat. (TRIBUNJOGJA.COM)