Bantul

Pemkab Bantul Upayakan Jalan Keluar untuk Warganya yang Alami Saraf Mata dan Saraf Telinga Menyatu

Pemkab Bantul akan berupaya untuk mencari jalan keluar terhadap warga miskin Bantul yang saat ini sakit dan sudah 4 bulan hidup tanpa sinar matahari.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Heri Supriyanto terpaksa harus hidup di dalam kamar yang gelap. Matanya perih dan tak mampu lagi melihat sinar matahari, akibat benturan pasca kecelakaan. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Sosial dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Bantul, Didik Warsito mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk mencari jalan keluar terhadap pengobatan Heri Supriyanto, warga miskin Bantul yang saat ini sakit dan sudah empat bulan hidup tanpa sinar matahari.

"Kalau memungkinkan nanti kita kasih jalan keluar. Misalnya (pengobatan) bisa ditambahkan dengan Jamkesda ataupun Jamkesos, punya kabupaten Bantul atau Provinsi," kata Didik, dihubungi Sabtu (18/1/2020).

Menurut dia, pihaknya tidak janji akan langsung dapat membantu biaya pengobatan Heri.

Pasalnya, warga dusun Sirat, Desa Sidomulyo Bambanglipuro itu sudah tercover pengobatan oleh Jasa Raharja dan BPJS kesehatan.

Alami Saraf Mata dan Saraf Telinga yang Menyatu, Warga Bantul Terpaksa Hidup Tanpa Sinar Matahari

Meskipun biaya pengobatan itu ternyata belum selesai.

Ia mengaku akan melihat terlebih dahulu aturan yang ada.

Apakah memungkinkan, Jamkesos atau Jamkesda dapat menambahkan biaya pengobatan kepada Heri, yang dalam hal ini merupakan warga miskin.

"Nanti kita telusuri regulasinya. Intinya tetap kita perjuangkan," kata dia.

Sebelumnya dikabarkan, sudah lebih dari empat bulan, Heri Supriyanto, warga Dusun Sirat RT 02, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul hidup dalam kegelapan di kamar, tanpa lampu penerangan dan tanpa sinar matahari.

5 Tahap Mudah Tutorial Skincare Morning Routine, Jaga Kulit Wajah Agar Sehat Sedari Pagi

Bukan tanpa sebab, mengapa Heri terpaksa hidup dalam kegelapan.

Semua itu karena cahaya sinar matahari membuat matanya perih, bahkan sampai mengeluarkan cairan bening terus menerus.

Telinganya juga berdengung - dengung, ditambah lagi pada bagian atas kelopak matanya nyeri.

"Rasanya itu sakit, perih, pedes sekali," kata Heri, seraya memegang kepala, saat ditemui di dalam kamarnya, Sabtu (18/1/2020).

Heri menderita sakit itu akibat kecelakaan sepeda motor yang dialaminya di Jalan Samas Bantul pada 7 September 2019 silam.

Polres Bantul Buka Peluang Keluarkan SP3 Kasus Dugaan Pembunuhan Ayu Shelisa

Upaya pengobatan telah dilakukan oleh Keluarga, tetapi belum membuahkan hasil.

Heri diduga menderita saraf mata dan telinga yang menyatu, sehingga harus menjalani operasi.

Nahasnya, biaya operasi itu tidak murah, sedikitnya membutuhkan uang Rp 60 juta.

Pihak keluarga sudah tidak memiliki apa-apa.

Sang istri, Yulianti mengaku hanya bisa pasrah.

Doa terbaik selalu dipanjatkan, semoga suaminya itu bisa kembali sehat. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved