Korban Klitih Meninggal Dunia

Kronologi Lengkap Seorang Pelajar di Bantul yang Meninggal Dunia Diduga Akibat Menjadi Korban Klitih

FN, korban dugaan kejahatan jalanan atau klitih yang terjadi di Bantul, pada pertengahan Desember 2019 lalu akhirnya meninggal dunia.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh
Ilustrasi Klitih 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - FN, korban dugaan kejahatan jalanan atau klitih yang terjadi di Bantul, pada pertengahan Desember 2019 lalu akhirnya meninggal dunia.

Pelajar kelas satu di salah satu SMK Negeri itu menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP Sardjito, Kota Yogyakarta, pada Kamis (9/1/2020) malam.

FN meninggal dunia setelah berjuang melawan sakitnya selama 27 hari.

Ia mengalami patah tulang di bagian leher belakang, punggung hingga ke tulang ekor setelah motor yang dikendarainya ditendang dari belakang oleh orang tak dikenal, pada 14 Desember.

Sang Ayah, DI mengatakan, anaknya itu meninggal dunia pada Kamis, sekitar pukul 22.30 WIB dan telah dimakamkan pada Jumat kemarin.

Diduga Karena Klitih, Pelajar di Bantul Meninggal Dunia

Ratusan pelayat yang sebagian besar merupakan keluarga dan teman teman sekolahnya itu ikut mengiringi kepergian FN menuju tempat peristirahatan terakhir.

"Yang mengusung keranda anak saya sebagian adalah teman temannya di sekolahan. Mereka pakai baju Paskibra. Kebetulan anak saya itu aktif di kegiatan sekolah," terang DI saat ditemui dirumah duka di  Jetis, Bantul, Sabtu (11/1/2020)

DI menceritakan, kejadian dugaan aksi klitih itu bermula ketika FN bersama teman-teman sekolahnya melakukan refreshing, bermain di pantai di daerah Gunungkidul pada 14 Desember 2019 lalu.

Seusai bermain dari pantai, FN bersama rombongan kemudian pulang mengendarai sepeda motor, melewati jalur Panggang - Siluk.

Di tengah jalan itu, FN beserta rombongan, berpapasan dengan rombongan tak dikenal mengendarai sepeda motor matic. "Mereka membawa cat, kemudian disiramkan ke motor anak saya," terang DI.

Beruntung, cat yang disiramkan oleh gerombolan para pelaku itu tidak mengenai kepala.

Cat tumpah mengenai bagian jok belakang dan knalpot motor.

Seorang Residivis Curi Motor Saat Menginap di Rumah Temannya

Namun aksinya tidak berhenti sampai disana.

Para pelaku yang saat itu rombongan berkisar antara 5 - 7 motor itu lalu putar balik.

Mereka mengejar rombongan FN dan teman temannya.

Aksi kejar-kejaran sempat terjadi sampai di Jalur Kebonagung dan Sriharjo.

Para pelaku mengejar dan langsung memepet motor Yamaha R15 berwarna biru yang saat itu dikendarai oleh FN.

Tanpa sebab yang jelas, seorang pelaku kemudian menendangnya.

Kontan saja, motor yang dikendarai oleh FN langsung ambruk.

"Anak saya jatuh ke aspal. Tidak ada yang luka. Tetapi mengalami patah di tulang leher belakang sampai tulang ekor," tuturnya.

Bahkan, bukan hanya motor FN yang saat itu ambruk.

Akibat tendangan dari pelaku, sedikitnya mengakibatkan lima motor teman temannya FN yang saat itu berada dibelakangnya terjatuh.

Beruntung, mereka hanya mengalami luka ringan.

FN yang saat itu terkapar kemudian dilarikan ke RS Nur Hidayah.

Menjalani pertolongan medis pertama, lalu di CT Scan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi didalam tubuh pasien.

Pasalnya, saat itu, FN mengeluh kepada ayahnya, bahwa sebagian tubuhnya tidak bisa digerakkan.

"Bagian dada ke bawah sampai tangan dan kaki anak saya, tidak bisa digerakkan," tuturnya.

FAKTA Penangkapan Pelaku Klitih di Jogja : Kronologi Penyerangan hingga Identitas Otak Aksi Klitih

Dari RS Nur Hidayah Bantul itu kemudian pelajar berusia 16 tahun itu pindah perawatan di RS Bethesda yang akhirnya dirujuk ke RSUP Sardjito, Kota Yogyakarta.

Di rumahsakit inilah, FN berusaha semaksimal mungkin bertahan.

Pelajar kelas satu di satu SMK Negeri itu berjuang keras melawan sakitnya.

Keluarga dan para sahabatnya silih berganti, setiap hari terus menjenguk dan mendoakan.

Namun, apa daya, takdir kehidupan memang sudah digariskan.

Setelah 27 hari menjalani perawatan medis, FN akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis, 9 Januari 2020 pukul 22.30 WIB.

"Padahal sebelumnya sempat membaik. Semangatnya sempat pulih pada 29 Desember. Saya waktu itu sudah senang sekali, karena dia sudah mau makan," kenang DI.

DI dan keluarganya, termasuk sang Ibunda, BA begitu sangat terpukul, kehilangan sosok anak yang dikenal supel dan pandai bergaul itu.

Meskipun telah berusaha tegar, nyatanya mereka tak kuasa menahan gemuruh di dadanya.

KRONOLOGI Aksi Klitih di 3 Lokasi di Jogja, Berawal dari Reuni Sekolah Lalu Berujung Aksi Perusakan

BA bahkan tak kuasa untuk membendung air yang terus menganak di pelupuk matanya.

Ia menangis.

Kepada Tribunjogja.com, Ibunda FN itu mengaku teringat dengan sosok almarhum yang semasa hidupnya baik.

Menurut dia, anaknya itu jarang sekali keluar rumah nongkrong bersama teman temannya.

Kecuali ketika memang ada kegiatan sekolah.

Ketika hari libur pun FN lebih suka bermain dirumah bersama adiknya, M yang saat ini masih berusia 9 tahun.

Bahkan, saat FN sedang dirawat dirumah sakit, M tak pernah absen menjenguk.

Satu ketika M bahkan datang ke rumah sakit membawa raket dan shuttlecock.

"Kakak cepet sembuh. Ayok main raket lagi sama M," ucap BA, menirukan perkataan anak bungsunya itu.

Kepergian FN itu membawa luka mendalam bagi keluarga dan para sahabatnya.

Mereka berharap para pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal.

Meskipun, kata DI, tidak ada hukuman setimpal untuk membalas kepergian anaknya.

Terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya mengatakan, pihaknya sudah bergerak cepat dan telah mengamankan pelaku utama, beserta rombongannya dalam kasus tersebut.

Saat ini menurut dia para pelaku sudah ada di Mapolres Bantul untuk menjalani pemeriksaan.

"Kita masih akan dalami terkait perannya masing-masing. Rencana, dalam waktu dekat ini, kita akan rilis (para pelakunya)," ujar AKP Riko.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved