Sleman

Petani Kalasan Tak Kebagian Air dari Selokan Mataram untuk Irigasi

Para petani di Kalasan tak kebagian aliran irigasi yang bersumber dari Selokan Mataram. Bahkan menurutnya, hal serupa juga dialami petani Prambanan da

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

"Padahal pintu air yang di Grojokan itu berfungsi sebagai sarana, ketika air dari hulu berlebih air akan melewati pintu dan jatuh ke sungai, ke dua ketika ada penyumbatan sedimen di talang, itu bisa dibuka pintunya dan menggelontorkan sedimen," urainya.

Maka ketika ada pengambilan berlebihan, air tidak sampai ke hilir, Ke kalasan. Maka terjadilah petani yang kekurangan air.

Ia melanjutkan, untuk langkah selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman dan akan mengembalikan pintu air ke fungsinya.

Namun demikian, pihaknya akan melihat masalah ini secara komprehensif, melihat masalah lebih luas.

"Kemungkinan bisa dari atas, dari Karangtalun, karena usia sudah tua, pasti ada kerusakan-kerusakan dan ada pengambalan air yang ilegal di titik lain, itu juga menyumbang kegagalan air sampai ke hilir. Tapi untuk meyakinkan petani kita tutup dulu di Grojokan," bebernya.

Menikmati Senja sembari Memancing di Aliran Selokan Mataram

Pihaknya pun akan akan bersurat ke Polres untuk meminta pengamanan dan pengawasan ketika pintu air sudah dikembalikan fungsinya seperti semula.

Karena menurutnya, mengambul air irigasi tidak pada tempatnya merupakan tindakan ilegal.

Sementara itu Kepala DP3 Sleman Heru Saptono mengungkapkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan BBWSO dan pihak-pihak terkait untuk mengembalikan fungsi selokan Mataram, utamanya di pintu air Grojokan.

Tapi ini baru langkah awal saja, karena ke depan tindakan serupa akan dilakukan di beberapa titik lainnya yang diduga terjadi loss air di situ.

"Sebetulnya kebutuhan air untuk tanaman padi tidak perlu harus menggenang. Petani enggak marem kalau airnya nggak menggenang," ujarnya.

Justru kalau tidak menggenang dalam artian digunakan sesuai kebutuhan, maka penggunaan air jika lebih irit, bisa didistribusikan ke tempat lain, dan hasil panennya akan bagus bagus.

Jika masalah kekurangan air ini terus terjadi, pihaknya pun akan memberikan bantuan pompa air.

"Sudah ada 15 pompa air yang siap dibantukan. Nanti kita sesuaikan dengan kebutuhan dan permohonan. Syaratnya, sumur yang membuat warga," tutupnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved