Sleman

Petani Kalasan Tak Kebagian Air dari Selokan Mataram untuk Irigasi

Para petani di Kalasan tak kebagian aliran irigasi yang bersumber dari Selokan Mataram. Bahkan menurutnya, hal serupa juga dialami petani Prambanan da

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO) gelar rapat koordinasi kondisi saluran induk mataram bagian hilir, Kamis (9/1/2020).

Rapat ini sebagai respons keluhan petani yang menyatakan mereka tak mendapat aliran irigasi dari selokan Mataram.

Januryanto, petani dan ketua Forum Petani Kalasan mengatakan kondisi ini sudah dirasakan sejak 2007 silam.

Para petani di Kalasan tak kebagian aliran irigasi yang bersumber dari Selokan Mataram. Bahkan menurutnya, hal serupa juga dialami petani Prambanan dan Berbah.

"Sudah bertahun-tahun kami ini sebenarnya sedih, susah karena tidak bisa bertanam.

Padahal luas lahan kita besar mencapai ribuan hektar," ujarnya.

Hadapi Musim Hujan, Warga dan Relawan Malioboro Classical Jogja Bersih-bersih Selokan Mataram

Karena tidak ada suplai air dari Selokan Mataram, maka para petani selalu menggunakan sumur dan pompa air untuk sumber airnya.

Namun demikian, karena sistem itulah pengeluaran mereka menjadi membengkak.

"Petani tidak lagi untung tapi buntung. Padahal di Kalasan lahannya subur, teknologi juga oke, SDM tersedia, tapi air tidak ada," ujarnya.

Ia mengungkapkan air yang harusnya mengaliri lahan pertanian justru disabotase oleh kelompok-kelompok tertentu, terutama para pengusaha petani ikan.

Terkait hal tersebut, Kepala bidang operasi dan pemeliharaan (OP) BBWSO, Syahril, menjelaskan bahwa Selokan Mataram itu sepanjang 32 KM dibagi menjadi Selokan Mataram 1 dan 2.

Dan yang masalah yang diangkat kali ini adalah di Selokan Mataram 2 yang memiliki panjang 15,8 KM, tepatnya di pintu air Grojokan di Maguwoharjo, Depok, Sleman.

"Persoalannya, air itu tidak sampai ke hilir, karena ada pengambilan yang tidak sesuai perencanaan awal," ujarnya.

Debit Air Menipis karena Proses Rehabilitasi di Selokan Mataram

Pintu air tersebut tidak difungsikan sebagaimana mestinya, karena ada petani ikan mengambil air dari selokan mataram.

Pintu itu dibuka sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved