Pendidikan

Mahasiswa UNY Teliti Kopi Robusta Sebagai Obat Luka

Tiga mahasiswa Fakultas MIPA UNY meneliti kopi robusta untuk digunakan sebagai obat luka akibat sayatan benda tajam.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
IST
Obat luka "Cofaetin" dari kopi robusta ciptaan mahasiswa UNY. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Luka insisi merupakan luka yang terjadi akibat irisan dari benda tajam.

Penyembuhan luka tersebut melalui proses yang dinamis dan kompleks yang bertujuan untuk memulihkan struktur anatomi dan fungsi kulit.

Proses penyembuhan luka insisi dapat dipercepat dengan senyawa yang memilki sifat anti-inflamasi.

Senyawa anti-inflamasi ini diantaranya terkandung pada kopi robusta (Cofeea canephora).

Mahasiswa UNY Ciptakan Sabun Anti Kudis dan Gatal-Gatal dari Ekstrak Daun Kedondong

Tiga mahasiswa Fakultas MIPA UNY meneliti kopi robusta untuk digunakan sebagai obat luka akibat sayatan benda tajam.

Mereka adalah Anisa Ratih Pratiwi, Asmi Aris dan Denda Wiguna.

Anisa Ratih Pratiwi mengatakan serbuk kopi robusta dapat mengatasi berbagai jenis luka, mulai  dari luka tergores benda tajam, luka bakar sampai luka koreng yang sudah terinfeksi,"

Oleh karena itu tiga mahasiswa Fakultas MIPA UNY melakukan penelitian dengan membuat salep ekstrak kopi robusta yang diujicobakan pada tikus putih dewasa galur wistar.

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah kopi robusta, adeps lanae, etanol 70 persen, Vaselin Album, TEA, aquades dan Betadine.

Mahasiswa UNY Manfaatkan Limbah Onggok Jadi Panel Akustik

Ia menjelaskan, proses penelitian dimulai dari ekstraksi dan formulasi kopi robusta.

"Proses pembuatan kurang lebih 9 hari. Yang lama proses ekstraksi kopinya itu 8 hari. Kalau evaporasi dan formulasi sehari jadi," ujarnya, Selasa (10/12/2019).

Asmi Aris menambahkan, sediaan salep yang akan dibuat dalam penelitian ini memiliki konsentrasi ekstrak kopi robusta yang berbeda-beda yaitu 13 persen, 26 persen dan 52 persem untuk 3 kali pemakaian dalam sehari selama tujuh hari pengamatan.

Hewan yang dipakai untuk uji coba adalah tikus putih dewasa (Rattus norvegicus L.) jantan galur wistar sebanyak 15 ekor dengan umur dua bulan dan berat badan 180-200 gram.

"Tikus sebanyak 15 ekor ditimbang dan dikelompokkan secara acak dengan setiap kelompok terdiri atas tiga ekor menjadi 5 kelompok," kata dia.

Mahasiswa UNY Ciptakan Sepatu Berbahan Limbah Kulit

Kelompok K1 diberi pakan standar dan salep tanpa ekstrak kopi, kelompok K2 diberi pakan standar dan diberi betadine.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved