Pendidikan

Mahasiswa UNY Manfaatkan Limbah Onggok Jadi Panel Akustik

Limbah onggok hasil pengolahan tepung dari pohon aren yang biasanya terbuang kini oleh sekelompok mahasiswa FMIPA UGM diolah menjadi Panel Akustik.

Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Limbah onggok hasil pengolahan tepung dari pohon aren yang biasanya terbuang dan tidak dimanfaatkan dengan baik, kini oleh sekelompok mahasiswa FMIPA UGM diolah menjadi Panel Akustik. 

TRIBUNJOGJA.COM - Limbah onggok hasil pengolahan tepung dari pohon aren yang biasanya terbuang dan tidak dimanfaatkan dengan baik, kini oleh sekelompok mahasiswa FMIPA UGM diolah menjadi Panel Akustik.

Sekelompok mahasiswa tersebut terdiri dari Ardhi Kamal Haq, Muhammad Dwiki Destian Susilo, Pamela Chanifah, dan Said Ahmad.

Ardhi, Ketua Tim menjelaskan, ide mengolah limbah onggok ini bermula dari keprihatinannya akan persoalan limbah onggok yang dihasilkan oleh UMKM pengolahan tepung dari pohon aren yang telah melebihi batas standar dari acuan yang ditetapkan pemerintah.

Satu diantaranya, UMKM yang ada di Dusun Bendo, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Setiap Industri menghasilkan sekitar 600-700 Kg limbah onggok per harinya.

Mahasiswa UNY Ciptakan Sepatu Berbahan Limbah Kulit

“Limbah onggok sebanyak itu jika dibiarkan begitu saja akan mencemari lingkungan di sekitar industri UMKM,” jelasnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, ide untuk pemanfaatan limbah Onggok ini sebenarnya sudah muncul dari 2016 lalu.

Di bawah bimbingan Dr Mitrayana, pada akhir 2017, inovasi panel akustik ini telah mencapai 60%, dan pada bulan Oktober 2019, inovasi ini berhasil mendapatkan medali emas dalam ajang internasional 2nd World Innovation Technology Explain (WINTEX) yang diselenggarakan oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA).

Ardhi menerangkan, untuk memperoleh panel akustik ini, limbah onggok dikeringkan di bawah sinar matahari terlebih dahulu.

Berikutnya dilakukan pemisahan antara serat fiber dengan serbuk onggok.

Sementara untuk perekat menggunakan tepung kanji.

Dosen UNY Kembangkan Simulator Boeing 737

Selanjutnya limbah serat onggok dicampur dengan perekat dari tepung kanji lalu dicetak dan di-press pada tekanan 1000 psi agar adonan menjadi lebih padat.

Kemudian dilakukan pemanasan dalam oven selama 2 jam pada suhu 100°C.

Langkah terakhir dilakukan finishing panel akustik limbah onggok.

“Hasilnya diperoleh prototipe panel akustik dengan dengan dimensi 29,7 cm x 42 cm,” terangnya.

Dwiki menambahkan panel akustik ini mampu menyerap suara dengan baik, memiliki karakter impedansi atau penyerapan suara yang datang mencapai 95%.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved