Yogyakarta

Dishub DIY Evaluasi Kinerja Bus Trans Jogja

Dishub DIY akan melaksanakan studi terkait jalur prioritas berupa bus line pada bus Trans Jogja tahun depan.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Ist
Logo Pemda DIY 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Dinas Perhubungan (Dishub) DIY akan melaksanakan studi terkait jalur prioritas berupa bus line pada bus Trans Jogja tahun depan.

Ada lima titik jalur yang akan dibuat jalur prioritas agar bus ini aman dan semakin diminati masyarakat.

"Kami akan lakukan studi sampel di beberapa simpang yang memiliki antrean panjang. Seperti di Condongcatur dan juga Gejayan," kata Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan, Sumariyoto usai melakukan evaluasi kinerja Trans Jogja di Dishub DIY, Senin (2/12/2019).

Sumariyoto mengatakan, busline untuk Trans Jogja ini semacam jalur khusus sepeda di DKI Jakarta.

Dishub Kota Proyeksikan 2 Kantong Parkir Tambahan

Busline ini akan ditempatkan di tengah-tengah lajur dengan beberapa pertimbangan.

"Kalau ditempatkan di pinggir akan banyak gangguan seperti parkir motor, parkir mobil hingga pedagang kaki lima," ujarnya.

Sementara, untuk penanda jalur ini juga akan menggunakan warna yang mencolok.

Jika warna putih tidak terlaku terlihat maka, akan digunakan warna merah dan kuning.

Untuk garis solid, artinya kendaraan lain tidak boleh masuk kecuali bus Trans Jogja.

Sementara, kalau marka putus artinya kendaraan lain masih bisa melintas.

"Memang idealnya busline ini di dua lajur atau lebih. Jika kurang dari itu sangat tidak memungkinkan, " ulasnya.

Namun, Sumariyoto juga menegaskan jika busline ini tidak sama dengan busway.

Hal ini lantaran pembuatan untuk jalur khusus di DIY sangat tidak memungkinkan lantaran kapasitas jalan yang tidak memadai.

"Untuk bus line yang berada di simpang tertentu ini dibuat bukan sepanjang ruas jalan, tetapi berada di dekat simpang. Misalnya, kalau 1 kilometer ya busline sepanjang itu," urainya.

Pengelola Trans Jogja Sebut Masyarakat Jangan Remehkan Jalur Khusus Bus

Penegakan Hukum

Selain itu, pihaknya juga tengah menyiapkan payung hukum untuk menegakkan hukum terkait dengan bus line ini.

Hal ini untuk memberikan kepastian hukum jika ada pelanggaran atas keberadaan jalur prioritas ini.

Dia mengakui, beberapa kali pihaknya lemah dalam menegakkan hukum.

Satu di antaranya adalah mengenai tulisan jalut khusus bus yang berada di dekat halte-halte Trans Jogja.

"Kami harus akui lemah dalam penegakan hukum. Tulisan jalur bus ini sebetulnya sudah ada di dekat halte, tetapi hilang karena terkena overlay jalan dan belum bisa melaksanakan pengadaan lagi," katanya.

Dia juga menyebutkan jika pihaknya juga melaksanakan evaluasi pada operator sekaligus pengelola bus Trans Jogja ini.

DPRD DIY Usulkan Ada Jalur Prioritas untuk Bus Trans Jogja

Evaluasi ini sebenarnya adalah evaluasi rutin, namun karena ada kecelakaan yang menimpa bus tersebut, maka pihaknya juga membahas perbaikan ke depannya.

"Kedepan kami berupaya agar Trans Jogja mendapatkan prioritas di Jalan.
Minat masyarakat juga semakin tinggi dengan bus ini daripada mengendarai kendaraan pribadi, " katanya.

Pihaknya pun melakukan perhitungan khusus agar load factor meningkat. Selain itu juga berupaya agar bisa memberikan perlakuan khusus bagi penumpang usia lanjut, penyandang disabilitas dan pelajar.

"Kalau bisa memang gratis. Namun, memang harus ada perhitungan khusus, untuk subsidi," urainya.

Dia menambahkan, bus Trans Jogja ini memiliki 128 armada termasuk cadangan yang menempuh 17 jalur.

Beberapa jalur memang memiliki load factor rendah dan ada yang tinggi.

UNBOXING KULINER: Snack Hits Super Ekonomis di Jogja

Dalam evaluasi ini pihaknya juga mengingatkan agar interval bus juga dievaluasi.

Hal ini mengingat kondisi dari tahun 2012 sampai sekarang berbeda.

"Ada yang rutenya sama dari tahun 2012 tapi waktu tempuh ditarget 1,5 jam. Ini juga harus dievaluasi," katanya.

Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo juga menyebut untuk interval bus Trans Jogja memang perlu dievaluasi.

Hal ini agar tidak ada kesan bus kemudian ugal-ugalan dan kebut-kebutan dalam mengejar interval.

"Kalau perlu ada perpanjangan rute. Misalnya, dari Prambanan ke Candi Boko atau dari ringroad selatan bisa ke Bantul di luar ringroad. Tapi ini baru gambarannya. Karena, untuk jalur khusus bus ini cukup sulit," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved