Yogyakarta

Embung Jadi Solusi untuk Atasi Kekeringan Lahan Pertanian di DIY

Pemda DIY merencanakan pembangunan embung di sejumlah desa yang mengalami kekeringan selama musim kemarau.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY merencanakan pembangunan embung di sejumlah desa yang mengalami kekeringan selama musim kemarau.

Embung-embung yang akan dibangun melalui dana APBD ini direncanakan untuk tahun 2021 mendatang.

Penjabat Sekda DIY, Arofa Noor Indriyani menjelaskan, pembangunan embung-embung ini nantinya akan digunakan untuk lahan pertanian.

Sehingga, embung-embung ini bisa difungsikan untuk menjaga mata pencaharian para petani.

Tutorial Tampil Kece dengan Makeup Sachet yang Praktis dan Terjangkau

“Saya berharap, marilah bersama-sama berupaya untuk meminimalisir bencana kekeringan dan kekurangan air bersih di DIY, dengan pembuatan embung di lahan pertanian masyarakat,” ujar Arofa, Kamis (31/10/2019).

Dia menjelaskan, embung ini direncanakan akan dibangun di beberapa desa yang mengalami kekeringan cukup parah.

Hal ini perlu adanya inventarisasi dan pemetaan terkait dengan embung ini.

Hal ini agar setiap kekeringan ini tidak menimbulkan persoalan bagi petani.

“Kalau bisa memang ada embung di masing-masing desa satu-satu. Ini arahan dari bapak Gubernur untuk menyikapi kekeringan. Terus terang kasihan petani,” jelasnya.

Selalu Kekeringan, Kini Widoro Lor Berubah Jadi Daerah Subur Berkat Ini

Dalam setiap rakor terkait dengan kekeringan, Arofa mengatakan, kegiatan penanganan kekeringan harus mulai disusun, karena apabila memasuki musim hujan maka persoalan yang akan dibahas akan berbeda.

Untuk meminimalisir kesalahan maka perencanaan harus matang sejak awal.

Sehingga, apabila terjadi kekeringan dalam jangka panjang Pemda DIY sudah memiliki rencana dan antisipasi akan bencana tersebut.

Perlu diketahui dropping air selama musim kemarau telah dilakukan dengan total volume mencapai 49 juta liter air bersih.

Jumlah itu telah menyasar empat kabupaten, 40 kecamatan pada 115 desa di DIY.

Respons Dampak Kekeringan, Komisi A DPRD DIY Dorong Pemda DIY Jaga Ketersediaan Pangan

Angka itu meningkat 100 persen dari sebelumnya yang dilaporkan awal September 2019 lalu yang hanya 19 juta liter.

“Dengan banyaknya desa dan wilayah yang terdampak kekeringan ini, maka perlu dipetakan dan mana yang diprioritaskan untuk pembangunan ini. Paling parah mana dipetakan, kalau sudah baru nanti teknisnya ke APBD,” ujarnya.

Arofa juga menambahkan, arahan Gubernur DIY terkait dengan penangan bencana kekeringan di DIY adalah dengan menggelar rapat koordinasi untuk pengambilan keputusan serta penyusunan rencana antisipasi bencana kekeringan jangkan pendek dan jangka panjang.

“Diharapkan seluruh BPBD Kota dan provinsi saling berkoordinasi dan memastikan untuk merencanakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat terkhusunya dengan tercukupinya air bersih sampai akhir musim kemarau,” jelasnya.

BPBD Sebut Penanganan Bencana Kekeringan Sudah Cukup Baik

Sumur Bor

Adapun, Pemda DIY juga sedang mengupayakan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan.

Satu di antaranya melalui pembuatan sumur bor yang bisa menghasilkan air bersih untuk mencukupi kebutuhan terdampak kekeringan.

“Sumur bos juga sudah dilakukan pembangunan, jadi sementara saat ini solusi itu terutama kebutuhan air bersih,” katanya.

Masyarakat juga diminta lebih bijak dalam mensikapi keberadaan sumur bor harapannya bisa saling berbagi antar warga untuk dapat memanfaatkan air bersih. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved