Yogyakarta
BPBD Sebut Penanganan Bencana Kekeringan Sudah Cukup Baik
Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana menyebut penanganan bencana kekeringan di DIY hingga saat ini sudah cukup baik.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana menyebut penanganan bencana kekeringan di DIY hingga saat ini sudah cukup baik.
Baik itu bantuan yang disalurkan dari APBD maupun yang berasal dari masyarakat.
“Kulonprogo yang menyandang status Tanggap Darurat bukan berarti mengalami dampak lebih parah ketimbang Bantul dan Gunungkidul yang berstatus Siaga Darurat,” jelasnya, Kamis (17/10/2019).
• Siapkan Dokumen, Ini Jadwal Resmi CPNS dari Oktober 2019 hingga April 2020
Khusus untuk areal sawah yang terdampak kekeringan saat ini dialami untuk musim tanam kedua.
Secara keseluruhan, wilayah DIY yang terdampak kekeringan berada di empat kabupaten meliputi 39 kecamatan di 111 desa.
• Komisi A Dorong Redesain APBD Untuk Tanggap Darurat dan Siaga Darurat Kekeringan Tahun 2020
Khusus untuk lahan pertanian ada di 26 kecamatan dengan luasan 6.208,5 hektare.
Dari luasan terdampak tersebut, yang puso mencapai 2.921,5 hektare.
Dari luasan lahan puso tersebut, yang mengalami rusak berat 193,5 hektare, rusak sedang 855 hektare, dan rusak ringan 2.268,5 hektare.
Adapun untuk informasi peringatan dini kekeringan DIY yang diupdate pada tanggal 20 September lalu ada beberapa tempat yang mengalami hari tanpa hujan berturut-turut.
Untuk wilayah yang mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari yang berpotensi kekeringan terjadi di Kabupaten Bantul (Dlingo, Bantul, Pandak, Piyungan, Pajangan, Imogiri, Banguntapan, Jetis, Pleret, Kasihan, Sewon, Sanden, Bambanglipuro, Srandakan, Kretek, Pundong, Dlingo, Sedayu), Gunungkidul (Tanjungsari, Saptosari, Tepus, Paliyan, Rongkop, Girisubo, Nglipar, Wonosari, Karangmojo, Semanu, Ponjong, Ngawen, Purwosari, Patuk, Playen, Semin), Kulonprogo (Panjatan, Pengasih, Kokap, Kalibawang, Nanggulan, Girimulyo, Sentolo, Temon, Wates, Galur, Lendah), Sleman (Prambanan, Tempel, Berbah, Cangkringan, Ngemplak, Kalasan, Depok, Pakem, Moyudan, Minggir, Godean, Ngaglik, Gamping, Kalasan, Berbah).
Sementara untuk wilayah yang mengalami 31 sampai dengan 60 hari terjadi di Kabupaten Sleman (Seyegan, Gamping, Tempel, Minggir, Sleman, Mlati, Turi, Depok), Gunungkidul (Panggang, Tepus, Karangmojo), Bantul (Dlingo), Kulon Progo (Sentolo, Samigaluh).
“Kekeringan yang dimaksud adalah kekeringan meteorologis yaitu berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, dan seterusnya),” ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)