HUT ke-263 Kota Yogyakarta, Berikut Asal-usul Kelahiran Kota Yogyakarta
Melansir dari laman resmi Pemerintah Kota Yogyakarta, berdirinya kota tersebut bermula dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
TRIBUNJOGJA.COM - Hari ini, Senin (7/10/2019), Kota Yogyakarta memperingati hari jadinya yang ke-263 tahun.
Penentuan tersebut tidak lepas dari kesatuan sejarah tentang berdirinya Kota Yogyakarta.
Bagaimana tanggal 7 Oktober bisa ditetapkan sebagai tanggal ulang tahun Kota Yogyakarta?
Melansir dari laman resmi Pemerintah Kota Yogyakarta, berdirinya kota tersebut bermula dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jenderal Jacob Mossel.
Perjanjian Giyanti menyatakan Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
• Catat! Ini Rekayasa Lalu Lintas Selama Gelaran Wayang Jogja Night Carnival #4 Malam Ini
• Mengenal 14 Karakter Wayang Kapi-kapi yang Jadi Tema Utama Wayang Jogja Night Carnival #4 Malam Ini
Berdasarkan perjanjian tersebut, Surakarta kemudian dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono III.
Sementara, Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar sebagai Sultan Hamengku Buwono I.
Adapun daerah-daerah yang menjadi kekuasaan Yogyakarta adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede.
Selain itu, wilayah kekuasaan juga meliputi daerah "mancanegara" seperti Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartasura, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, dan Grobogan.
Melansir dari laman resmi Kraton Jogja, perjanjian ini mengatur tata cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, tari-tarian, dan lain-lain.
• Wayang Jogja Night Carnival #4 Malam Ini Akan Dibuka dengan Konvoi Urang Ayu dan Pasukan Udang
• Ini Alasan Wayang Kapi-kapi Kraton Yogyakarta Diusung Jadi Tema Utama Wayang Jogja Night Carnival #4
13 Maret 1755, Kasultanan Yogyakarta pun mengumandangkan proklamasi atau Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ibu kota yang dipilih dari wilayah-wilayah yang dimiliki adalah Ngayogyakarta (Yogyakarta).
Kemudian, Sultan Hamengku Buwono memulai pembangunan Kraton Yogyakarta pada 9 Oktober 1755.
Saat pembangunan, Sri Sultan Hamengku Buwono I dan keluarga tinggal di Pesanggrahan Ambarketawang.
Sri Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarga secara resmi menempati Pesanggrahan Ambarketawang sejak 9 Oktober 1755.
Pembangunan Keraton selesai satu tahun kemudian.
Sri Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarga dan pengikutnya pun memasuki Kraton Yogyakarta pada 7 Oktober 1756.
• DPC PDIP Kota: Selamat HUT Kota Yogyakarta, Ayo Kerja Keras Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Menurut penanggalan Tahun Jawa (TJ), peristiwa ini ditandai dengan sengkalan memet, yakni Dwi Naga Rasa Tunggal dan Dwi Naga Rasa Wani.
Melansir dari akun twitter @PemkotJogja, boyongan dari Pesanggrahan Ambarketawang ke Kraton Yogyakarta inilah yang menjadi momentum dan menandakan lahirnya Kota Yogyakarta.
Rangkaian Hari Ulang Tahun ke-263 Yogyakarta diisi dengan pentas seni, lomba foto dan video, festival kopi, garebeg pasar, hingga wayang pungkasan.
Acara-acara tersebut diselenggarakan mulai 1-31 Oktober 2019 yang tersebar di berbagai lokasi di Kota Yogyakarta. (*/kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "HUT ke-263 Yogyakarta, Ini Kisah di Balik Peringatannya Jatuh pada 7 Oktober
