Pendidikan

SLB Krida Mulia Gunungkidul Peringati Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional diperingati dengan beberapa kegiatan, satu diantaranya adalah menggelar peragaan busana batik hasil karya mereka sendiri.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto Pangaribowo
Venti didampingi Wagiono saat membatik pada pada acara peringatan hari batik nasional, Selasa (2/10/2019). 

Selain belajar membatik pada jam pelajaran, Venti juga belajar setelah pulang sekolah karena dirinya selama bersekolah tinggal di asrama sekolah.

Ia juga mengaku bahwa dirinya suka membatik.

"Venti ini mudah menyerap ketika diajari membatik, ditambah lagi dirinya juga telaten jadi mudah saat diajari membatik," kata guru pendamping Susiani Wahyuningtyas.

Peringatan Hari Batik, PLN Berikan Bantuan Peralatan Batik

Sementara itu, guru pendamping, Wagiyono mengatakan, batik merupakan unggulan dari SLB Krida Mulia.

Sejak tahun 2012, lanjutnya, pelajaran membatik sudah diajarkan kepada para peserta didik, namun pada saat itu alat yang digunakan adalah alat alakadarnya.

Ia menjelaskan langkah-langkah anak-anak membatik pertama anak-anak menggambar pola sederhana dengan menggunakan pensil pada sebuah kain, lalu setelah itu anak-anak barulah membatik dengan menggunakan canting.

"Semangat anak-anak di sini luar biasa. Mereka mau belajar batik walaupun dengan alat yang sederhana. Difabel kan banyak jenisnya, kalau tuna rungu dan wicara itu masih bisa, tetapi jika tuna grahita tidak bisa kita paksa untuk membatik," katanya.

Lanjut Wagiono, tuna grahita kalau berpikir lambat, dan sangat tergantung dengan suasana hatinya.

Jika suasana hatinya tidak baik, maka sulit untuk diajarkan membatik.

Untuk itu pihak sekolah tidak mengajarkan pelajaran batik bagi siswa tuna grahita.

Peringatan Hari Batik Ala Siswa SMP Negeri 1 Bantul

"Untuk tuna grahita kami ajarkan keterampilan lainnya seperti membuat keset," katanya.

SMPLB Krida Mulia juga bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk memberikan pelatihan berjualan dengan sistem daring.

Direktur PT SMI, Mohammad Ghozie Indra Dalel mengatakan pihaknya memberikan bantuan Corporate Social Responsibillity (CSR) karena melihat semangat para murid yang dalam keterbatasan tetap mau melestarikan batik.

"Batik adalah identitas bangsa Indonesia, karena Gunungkidul itu jauh dari jalan tol dan rest area maka kami ajarkan bagaimana memasarkan produk dengan cara online. Kalau daerah lain ada yang memiliki potensi pada perkebunan pisang dan daerah tersebut dekat dengan rest area maka kami akan menyalurkan produk tersebut ke rest area," ucapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved