Kota Yogya
Wali Kota Yogya Prihatin Ada PKL Menolak Penataan
Keberadaan PKL saat ini tetap ada di Malioboro, meski ia meminta bahwa PKL harus bisa menata dagangannya dan tidak menggunakan gerobak berukuran besar
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Disinggung mengenai waktu penataan, Haryadi menjelaskan bahwa penataan PKL harus terlaksana pada 2019 ini.
"Awalnya secepatnya. Tapi ada penolakan ini, kita harus diskusikan dulu. Tapi tahun ini," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Tri Dharma Mudjiyo menjelaskan bahwa pihaknya dengan tegas menolak penataan tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi dasar penolakan tersebut.
• Haryadi Suyuti Jajal Alat Pembersih Pedestrian Malioboro
"Pedagang yang ditempatkan di belakang, ini berpotensi menimbulkan permasalahan. Kami akan kesulitan menata lapak. Kalau ada yang beli, kami melayani gimana karena ungkur- ungkuran (saling membelakangi)," ungkapnya di Kompleks Balaikota Yogyakarta.
Ia pun menanyakan terkait kepastian lahan yang dikosongkan akan bisa tetap kosong atau justru diisi oleh PKL lain yang memanfaatkan situasi.
"Lalu apa iya yang ada di belakang kami adalah PKL asli (Pemalni) atau ada PKL lain yang ikut-ikutan," ujarnya.
Mudjiyo menambahkan, saat ini kondisi lapak mereka memiliki luasan yang jauh berkurang dari ukuran awal yakni 1,5 meter.
Dikhawatirkan, penataan tersebut semakin membuat keberadaan 920 anggota PKL Tri Dharma terhimpit bahkan kehilangan lapaknya.
"Kalau kondisi saat ini, kami terpotong-potong tapu kami masih bisa menerima," ungkapnya.(*)
