News Highlights

Gara-gara Nilai USBN Telat Keluar, Mutiara Terhambat Daftar ke SMPN 13 Yogyakarta

Gara-gara Nilai USBN Terlambat Keluar, Mutiara Terhambat Daftar ke SMPN 13 Yogyakarta

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Kurniatul Hidayah
Sri Wahyuni dan Mutiara Az Zahra sedang berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Rabu (3/7/2019). 

"Lalu kami juga butuh surat keterangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo yang menyebutkan bahwa pihak sana belum bisa memfasilitasi anak berkebutuhan khusus sehingga ada pelimpahan layanan pendidikan ke kota. Atau, ada surat keterangan dari Kepala Disdikpora DIY agar anak ini bisa bersekolah di kota," urainya.

Dedi menuturkan, seandainya kemungkinan terburuk anak tersebut tidak dapat sekolah di kota, maka ia tetap memiliki hak sekolah di SMP Negeri walaupun bukan di kota, yakni di Kulon Progo.

Hal itu lantaran yang dialaminya merupakan kesalahan teknis yang bukan diakibatkan karena kesalahan anak.

"Kejadian semacam ini baru kali pertama terjadi. Semoga tidak terulang di tahun mendatang," bebernya.

Tiga Mahasiswa Untidar Teliti Limbah Kulit Kacang Tanah Jadi Produk Prebiotik Alternatif

Disinggung mengenai apakah masih ada kuota di SMPN 13 Yogyakarta, Dedi menjelaskan, pada dasarnya sesuai peraturan yang berlaku, setiap rombongan belajar (rombel) atau kelas, terdiri dari minimal 32 siswa dan maksimal 36 siswa.

"Tapi rata-rata rombel yang ada di Kota Yogyakarta berjumlah 34 siswa. Artinya sebenarnya masih ada kuota.

Namun, kenapa selama ini tidak dimaksimalkan? Ini agar sekolah swasta memiliki murid maka kuota untuk SMPN sebanyak 3.462 siswa," bebernya.

Adapun rencana menambah rombel atau sekolah, diucapkan Budi tidak akan mempengaruhi kuota yang sudah ada saat ini.

Kuota akan tetap dengan rombel di masing-masing sekolah yang akan menyusut, misalkan saat ini 34 siswa per rombel maka nantinya akan menjadi 32 siswa per rombel.

Disinggung mengenai alasan pihaknya mau menerima siswa disabilitas, Dedi menegaskan bahwa itu selaras dengan semangat Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menjadi kota inklusi.

"Seluruh sekolah di Kota Yogyakarta sudah menjadi sekolah inklusi sehingga kami harus melayani anak-anak berkebutuhan khusus. Apalagi adik ini (Mutiara) berbakat di futsal dan atletik. Besok (hari ini) kita undang pihak SMPN 13 untuk melakukan pertemuan," tandasnya.

Alokasi kursi khusus

Sementara itu, Disdikpora Kulon Progo menjamin setiap calon siswa kategori anak berkebutuhan khusus (ABK) mendapat alokasi kursi khusus dalam PPDB.

Jika ada siswa yang ingin bersekolah di lain wilayah, juga dipersilakan.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan SMP, Disdikpora Kulon Progo, Jujur Santoso, menyikapi kabar tentang adanya siswa lulusan SLB berdomisili Kulon Progo yang mendaftar di SMPN13 Yogyakarta.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved