Kulon Progo
Pembangunan Jalur Kereta Bandara, Hasto Pastikan Tidak Ada Penolakan Warga
Opsi pemberian kompensasi secara penuh jadi pilihan utama bagi warga terdampak ketimbang memfasilitasi relokasinya.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
Pemkab Kulon Progo nantinya akan turut mengawal dan mendampingi proses pembebasan lahan yang ditangani langsung oleh manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) tersebut.
Pihaknya menargetkan pembebasan lahan tidak berlangsung lama dan sudah rampung di akhir 2019 sehingga kontruksi fisik jalur KA itu bisa dibangun simultan pada 2020.
Apalagi, YIA ditargetkan rampung dibangun secara menyeluruh pada akhir tahun ini sehingga kepadatan pengguna jasa penerbangan sangat dimungkinkan meningkat pesat.
Kepala Desa Kaligintung, Hardjono mengatakan sejauh ini tidak ada penolakan dari warga pemilik tanah terdampak di wilayahnya.
Lahan yang akan digunakan untuk jalur KA di desanya mencapai luasan lebih dari satu hektare dalam 148 bidang.
Di dalamnya termasuk Pasar Dondong seluas 600 meter persegi serta 10 unit rumah warga.
Secara total disebutnya ada sekitar 181 jiwa pemilik tanah terdampak.
• Proses Pemberkasan IPL Jalur Kereta Api ke Bandara YIA Dipastikan Cepat
"Untuk masyarakat yang rumahnya kena, keingingan warga ada program relokasi seperti saat pembebasan lahan untuk bandara. Desa punya tanah 2.000 meter persegi yang bisa digunakan," katanya.
Tahap pembebasan lahan untuk pembangunan YIA di beberapa desa terdampak memang jadi patokan warga setempat untuk proyek jalur KA tersebut.
Tidak hanya soal relokasi melainkan juga untuk pemberian kompensasinya.
Hardjono mengatakan, warga menginginkan nilai pembebasannya tidak terlalu rendah sehingga mendatangkan manfaat lebih.
Apalagi, tanah yang akan dibebaskan sebagian besar merupakan lahan sawah produktif.
"Kalau jauh di bawah Glagah ya mestinya keberatan. Kami bersyukur ada appraisal sehingga ada peningkatan nilai yang didapat masyarakat," kata Hardjono.
Dalam gambar rencana kerja PT KAI yang pernah disampaikan padanya, jalur kereta bandara itu akan membentuk serupa bidang segitiga di sekitar Stasiun Kedundang.
Dari jalur KA eksisting nantinya terdapat jalur melengkung di kedua sisi arah timur dan barat dengan titik temu di sekitar lahan yang rencananya akan dibangun rumah sakit swasta.
Setelah titik itu, jalur akan langsung memanjang ke selatan, melintasi jalur jalan nasional Wates-Purworejo.(TRIBUNJOGJA.COM)