Kota Yogya
Aplikasikan Alat Pengolah Sampah Tanpa Pilah, Warga Tegalrejo Sulap Sampah Jadi Batako
Alat Pengolah Sampah Tanpa Pilah menjadi alat yang digadang-gadang akan menorehkan sejarah baru di Kota Yogyakarta.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Namun untuk bisa menjadikan sampah sebagai energi listrik dibutuhkan jumlah yang sangat besar, sementara pihaknya berada dalam lingkup kecamatan.
Perjalanan mencari solusi yang pas bagi sampah di Tegalrejo dilanjutkan ke Malang, Cirebon, Purwokerto, dan Mojokerto.
Dari sana ia bersama LPMK memutuskan untuk memilih pengelolaan sampah yang dirasa tepat bagi wilayahnya, yakni seperti yang diterapkan Cirebon dan Mojokerto yakni membakar sampah dalam suatu alat yang kemudian menghasilkan abu untuk selanjutnya diolah menjadi bata ringan dan batako.
"Prinsipnya, dibuat tempat pengelolaan sampah tanpa pilah. Sampah dimasukkan ke dalam alat, dibakar dengan suhu 500-600 derajat celcius, dan di sisi atas ada drum air untuk menyemprot supaya uap dan gas metan dan hal yang kurang sehat lainnya bisa hilang sehingga asap yang keluar bersih," terangnya.
Baca: Wakil Wali Kota Yogya Optimis Warga Bisa Kelola Sampah Mandiri
Ia menjelaskan, bahwa sampah organik maupun nonorganik semuanya bisa masuk alat tersebut tanpa diolah.
Mulai dari nasi sisa makanan hingga popok sekali pakai akan bisa menjadi abu untuk komponen bata ringan dan batako.
"Di sana hasil pembakaran jadi abu lalu digunakan jadi pupuk di sawah, tidak ada persoalan. Sebagian diolah untuk membuat batako dan bata ringan. Ini yang mau kerjakan di Tegalrejo," tambahnya.
Saat ini, pihaknya tengah memesan dua alat pengolah sampah tanpa pilah yang masing-masing didatangkan dari Cirebon dan Mojokerto.
Satu unit alat tersebut senilai Rp 160 juta.
Sumber dana untuk membeli alat tersebut ialah dari anggaran kelurahan yang dijadwalkan awal Mei tiba di Kota Yogyakarta.
"Ada perbedaan alat yang didatangkan dari Cirebon dan Mojokerto. Kalau yang dari Cirebon menggunakan gas untuk menyulut proses pembakaran. Sementara yang dari Mojokerto hanya butuh korek yang diletakkan di sampah, terbakar, dan ditutup alatnya," terangnya.
Baca: DLH Gunungkidul Tolak Sampah Luar Daerah Akan yang Masuk ke TPST Wukirsari
Meski bisa digunakan untuk sampah campur alias tidak perlu dipilah, Ryanto mengatakan bahwa yang bisa dibawa ke alat tersebut adalah residu dari Bank Sampah.
"Jadi saya menegaskan bahwa pemilahan sampah di Tegalrejo lewat berjalan. Bank sampah tetap dihidupkan. Nantinya juga akan ada jadwal penyetoran sampah ke alat ini, yakni hanya pukul 05.00-08.00, di luar itu tidak boleh," ungkapnya.
Alat pengolah sampah tanpa pilah, lanjutnya, mampu menampung sampah 4m³ dan menghasilkan abu sebanyak 10 persen saja dari seluruh sampah yang dibakar.
Pembakaran tersebut memakan waktu 4-5 jam.
"Ini nanti masyarakat yang akan mengelola. Termasuk mengawasi, bahwa hanya sampah residu saja yang dibakar di sana," imbuhnya. (*)