Jawa

Kisah Pejuang Lingkungan dari Magelang yang Hidupkan Lagi Ratusan Mata Air di Lereng Merapi

Berkat kegigihan Yatin, lahan yang semula rusak dan tandus akibat penambangan kini menjadi hijau dan subur kembali.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Yatin (46), Kepala Desa Argomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, menunjukkan sumber mata air yang hidup kembali di lahan bekas pertambangan di Desa Argomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Selasa (26/2/2019). 

Upaya pelestarian lingkungan semakin digiatkan, bersama warga yang juga berperan aktif dalam upaya tersebut.

Pihak pemerintah desa pun mengaja warga untuk menamam lagi pohon.

Untuk tahap pertama, sebanyak 50 ribu bibit Jambut, Sengon, macam-macam vegetasi lain ditanam di lingkungan bekas tambang yang hancur.

Selain dana dari pemerintah, masyarakat pun sadar dan turut membeli dan menaman bibit sendiri.

Baca: Paska Guguran Lava Merapi, Hujan Abu Sempat Turun di Magelang

"Lahan bekas tambang itu, kita harus memulihkannya, harus ditanamai. Masyarakat ikut membeli sendiri, menanam di lahan-lahan rakyat. Setelah masyarakat dan pemerintah ikut membantu, NGO juga turut serta, sampai lingkungan kami pulih kembali," katanya.

Usaha memang tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Vegetasi tanaman mulai merimbun di Desa Argomulyo, sejak Perdes itu diberlakukan pada tahun 2009.

Mata air yang semula kering mulai hidup kembali.

Yatin mendata mata air pada tahun 2011, sebanyak 101 buah mata air.

Baru setelah tahun 2011, terjadi penurunan pada debit. Jumlahnya tinggal 59 mata air.

Keadaan itu bertahan hingga 2014.

Upaya pelestarian lingkungan pun semakin digiatkan.

Baca: Angin Kencang Landa Magelang, Pohon Tumbang Rusak Rumah, Satu Warga Terluka

Kini, mata air yang semual tinggal 59 titik tersebut, tumbuh menjadi 132 mata air tersebar di wilayah Desa Argomulyo.

"Kita data pertama 101 mata air, 2011 masih lumayan segitu. Tahun 2011 kita data lagi, sudah menurun dari debit, jumlahnya tinggal 59 mata air. sampai bertahan 2014, terkahir di data 2014, tinggal 59. Setelah kemarin 2019 awal tahun, kita data lagi kerahkan lagi kadus dan relawan, ada 132 mata air yang tumbuh. Usaha kami membuahkan hasil," ujarnya.

Berkat itu juga, Desa Argomulyo pada tahun 2015, mendapat penghargaan Proklim, program kampung iklim di tingkat kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dan bahkan sampai ke tingkat nasional.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved