Bantul

Buntut Kerusuhan di Tembi, Korban dari Salah Satu Pihak yang Bertikai Lapor ke Polisi

Buntut Kerusuhan di Tembi, Korban dari Salah Satu Pihak yang Bertikai Lapor ke Polisi

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM - Kerusuhan antara kelompok yang terjadi di simpang tiga Tembi, Jalan Parangtritis Km 8.5, Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul pada Minggu (24/2/2019) sore, berbuntut panjang.

Simpatisan dari parpol yang menjadi salah satu korban menempuh jalur hukum dengan lapor kepada pihak kepolisian.

Berdasarkan pantauan Tribunjogja.com, sejumlah simpatisan salah satu partai mendatangi Mapolres Bantul pada Senin (25/2/2019) siang.

Sekretaris DPC PDIP, RS Kusbowo Prasetyo mengatakan pihaknya mendampingi simpatisannya untuk membuat laporan penyerangan, penganiayaa, perampasan handphone dan perusakan motor.

"Kita itu diserang dari Utara. Anak-anak ini mau berangkat ke DPC PDI Perjuangan kemudian diserang. Penyerangan itu bentuknya, dianiaya, ditodong softgun, dilempari batu dan motor dirusak dimasukkan ke got," kata dia, ditemui di Mapolres Bantul, Senin (25/2/2019) sore.

Baca: Longsor Timpa Rumah di Wonolelo Bantul

Adanya laporan itu, Kusbowo meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas, kasus kerusuhan tersebut. "Kami minta usut tuntas para pelaku. Orangnya kan sudah jelas," kata dia.

Sementara itu ketua salah satu kelompok yang terlibat bentrokan, Edi Haryanto atau akrab disapa Yanto Gombloh mengatakan pihaknya yang dihadang dan dilempari batu saat melintas di pertigaan Tembi.

"Kita tidak membawa senjata. Kita lepas senjata. Kita sempat dilempari [batu] terlebih dahulu," kata dia, kepada wartawan.

Ia juga menampik soal keterangan adanya penodongan menggunakan senjata air softgun. Menurut dia, di lokasi kejadian saat itu banyak polisi sehingga jika terjadi penodongan menggunakan senjata semestinya sudah dihalau atau bahkan ditangkap oleh pihak kepolisian.

"Tidak ada penodongan. Kalau ada penodongan [softgun] di situ banyak anggota kepolisian pasti dia tahu dan pasti ditangkap. Kami tidak ada yang bawa senjata. Kita keliling nggak ada bawa senjata. Kita lepas senjata. Apalagi pakai pedang dan air softgun," jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya selalu terbuka dan siap untuk membuka jalur komunikasi. Dia mengaku tidak mau memperpanjang masalah tersebut. Tujuannya demi suasana Bantul yang aman dan kondusif.

Kendati demikian, terkait adanya pelaporan tersebut, ia mengaku akan selalu memantau setiap perkembangan. "Kalau dari sana melaporkan, dari kami juga bisa melaporkan, karena ada korban," tutur dia.(tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved