Kota Yogya
DPRD Kota Yogya Siap Dukung Anggaran Pengentasan Stunting
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada 2018 jumlah anak yang mengalami stunting adalah 21 persen dari 3.585 angka kelahiran.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Langkah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk menekan stunting dinilai oleh Anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Dwi Budi Utomo memerlukan upaya yang serius.
Menurutnya, satu di antara hal yang sangat penting dalam mengurangi angka stunting adalah memastikan penyebab-penyebabnya.
"Apakah dikarenakan kurangnya kesadaran ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan kecukupan gizi, atau karena keterbatasan kemampuan ekonomi, atau penyebab lainnya," bebernya pada Tribunjogja.com, Senin (11/2/2019).
Ia pun menambahkan, setelah mengetahui penyebab stunting, maka Pemerintah Kota Yogyakarta dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bisa memetakan rencana awal apa yang akan mereka lakukan untuk menanggulangi stunting.
"Kalau menyangkut keterbatasan ekonomi, berarti harus segera diintervensi berbagai program pemenuhan gizi kepada para ibu hamil," tuturnya.
Baca: Palette: Tips Memakai Maskara untuk Pemula
Selanjutnya, bila ditemukan penyebab stunting adalah terkait kurangnya kesadaran menjaga kesehatan, maka perlu digalakkan sosialisasi secara masif sehingga pemenuhan gizi ibu hamil menjadi kesadaran masyarakat secara umum.
"Tidak hanya bagi para ibu hamil tetapi juga pada para suami dan semua anggota keluarganya untuk memberikan perhatian dan kebutuhan yang menunjang pemenuhan gizi ibu hamil," ucapnya.
Namun, lanjutnya, bila stunting disebabkan oleh ketidaksiplinan para ibu hamil dalam memeriksakan kandungannya, maka perlu pendekatan dan penyadaran tak hanya bagi ibu hamil namun juga kepada anggota keluarganya.
"Ini agar semua siaga untuk membantu ibu hamil periksa secara rutin," ujarnya.
Pencegahan stunting, sambung Politisi PKS tersebut, dinilai penting.
Baca: Data Dinkes Yogyakarta, Angka Stunting di Kota Yogya Tiap Tahun Alami Trend Menurun
Pasalnya ini menyangkut perbaikan kualitas generasi penerus bangsa ke depannya.
"Dinkes tidak perlu ragu-ragu untuk mengatasi masalah ini, dewan siap mendukung dengan alokasi anggaran yang memadai," tegasnya.
Sebelumnya, angka stunting di Kota Yogyakarta setiap tahun mengalami trend penurunan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada 2018 jumlah anak yang mengalami stunting adalah 21 persen dari 3.585 angka kelahiran.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Agus Sudrajat belum lama ini mengatakan bahwa angka tersebut turun jauh dibanding stunting yang terjadi pada 3 tahun yang lalu.
"Penyebab stunting yakni saat kehamilan kurang memperhatikan kesehatan. Kita bentuk ANC (Antenatal Care). Jadi setiap ibu hamil memeriksakan kandungannya minimal 4 kali selama kehamilan, melakukan imunisasi, dan memperhatikan gizinya," bebernya.
Baca: 19,8 Persen Penduduk DIY Jadi Sasaran Pencegahan Stunting
Melalui ANC terpadu, lanjutnya, setiap ibu hamil akan mendapatkan pemeriksaan secara menyeluruh dan memenuhi standar yang ada sehingga kehamilannya terpantau.
"Jangan sampai nanti ke arah stunting," tambahnya.
Tak hanya diatasi sejak dalam kandungan, masalah stunting juga menggelayuti bayi yang baru lahir.
Stunting dapat dicegah dengan terus menerus memberikan ASI eksklusif selama enam bulan tanpa memberikan tambahan makanan lain.
"Baru setelah memasuki usia 6 bulan, selain ASI diberikan juga Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang dicukupkan kebutuhan gizinya di sana sembari terus memberikan ASI," ungkapnya.(*)