Yogyakarta

19,8 Persen Penduduk DIY Jadi Sasaran Pencegahan Stunting

Dinas Kesehatan DIY mendata ada 19,8 persen dari jumlah penduduk angka sasaran permasalahan stunting yang dialami balita.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
net
ilustrasi stunting 

TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Kesehatan DIY mendata ada 19,8 persen dari jumlah penduduk angka sasaran permasalahan stunting atau kekurangan gizi kronis yang dialami anak bawah lima tahun (balita).

Pencegahan untuk penyakit tersebut pun digalakkan dengan edukasi dan sejak awal melalui ibu hamil, kualitas hidup harus diperbaiki melalui asupan gizi.

"Pada anak yang sudah stunting harus ada intervensi, perlakuan khusus sehingga ke depan menjadi generasi yang berkualitas," ujar Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie pada Tribunjogja.com di sela-sela acara deklarasi cegah stunting di GOR Amongrogo, Jumat (14/12/2018).

Pembayun mengatakan, jumlah angka sasaran stunting di DIY tersebut berada di bawah rata-rata nasional sebanyak 20 persen, sedangkan batasan WHO sebanyak 27 persen.

Dia pun menambahkan, stunting juga sudah menjadi persoalan nasional dan bukan hanya DIY saja.

Stunting, saat ini juga tidak hanya menimpa kalangan keluarga miskin di pedesaan namun juga masyarakat menengah ke atas di perkotaan.

Pencegahan dilakukan dengan beragam cara, diantaranya ajakan deklarasi bersama kabupaten kota provinsi untuk mencegah dan menurunkan stunting, serta mengedukasi masyarakat.

Apalagi, sejak awal melalui ibu hamil, kualitas hidup harus diperbaiki melalui asupan gizi.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Bappeda DIY Tavip Agus Rayanto menjelaskan, jumlah anak penyandang stunting di DIY masih cukup besar meski persentasenya masih di bawah rata-rata WHO.

Baca: Pemberian Susu Bisa Bantu Cegah Stunting

“Tetapi kondisi itu cukup mengkhawatirkan sehingga memerlukan beragam tindakan termasuk mengenali anak stunting,” paparnya.

Persoalan stunting, ujarnya, juga bukan hanya kemampuan mengakses makanan bergizi, layanan kesehatan, sanitasi yang layak hingga air bersih saja, tetapi juga masalah pengetahuan, kesadaran dan gaya hidup atau perilaku masyarakat.

Stunting juga tidak hanya di pedesaan atau masyarakat miskin, tetapi di kota anak dari keluarga kaya juga banyak yang mengalami stunting

Stunting bukan hanya soal fisik pada anak tetapi juga otak sebagai komponen utama intelektual seseorang di saat dewasa.

Anak bertubuh pendek bukan berarti selalu terkena stunting, tanpa memeriksakan kondisi kesehatannya, bisa saja anak itu sehat.

“Stunting adalah kondisi anak mengalami malnutrisi dan infeksi kronis yang harus dicegah bersama,” urainya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved