Kulon Progo
Tali Asih PAG Terdampak NYIA Dicairkan Sepekan Lagi
Dana akan ditransfer langsung dari Puro Pakualaman sebagai pemilik tanah ke rekening warga.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memastikan bahwa tali asih bagi warga penggarap lahan Paku Alam Ground (PAG) terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) Temon bakal segera dibagikan sepekan lagi.
Dana akan ditransfer langsung dari Puro Pakualaman sebagai pemilik tanah ke rekening warga.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan bahwa dirinya sudah menghadap ke Paku Alam X untuk menyampaikan aspirasi warga atas kejelasan pembagian tali asih tersebut.
Pihaknya dalam waktu dekat ini tinggal mengondisikan persiapannya.
Antara lain mengatur kerja sama dengan bank , notaris, pemerintah daerah, dan pihak Pura Pakualaman untuk keperluan pencairan dana itu.
Baca: Tali Asih Penggarap PAG Terdampak NYIA, Hasto Berjanji Sowan ke Pakualaman Lagi
"Mudah-mudahan seminggu lagi sudah bisa cair. Saya sudah sowan dan matur kepada Sri Paduka Paku Alam dan tinggal mengondisikan pencairannya,"kata Hasto, Jumat (1/2/2019).
Untuk diketahui, Puro Pakualaman sebagai pemilik lahan itu memang menjanjikan dana kompensasi berupa tali asih bagi para warga bekas penggarapnya.
Nilainya mencapai 25 miliar untuk 1.602.988 meter persegi lahan garapan yang terdampak pembangunan NYIA di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran.
Dana tersebut diambilkan dari hasil ganti rugi pembebasan lahan PAG seluas 160 hektare oleh PT Angkasa Pura I sebesar Rp 701,512 miliar yang sebelumnya dikonsinyasikan di Pengadilan Negeri Wates.
Berdasar pendataan yang dilakukan pihak desa bersama paguyuban penggarap, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (PTR) Kulon Progo mencatat ada ratusan warga penggarap dari keempat desa terdampak itu yang masuk data nominatif sebagai calon penerima dana tali asih.
Yakni, Jangkaran 121 orang, Sindutan 69 orang, Palihan 182 orang, dan terbanyak di Glagah 476 orang.
Baca: Warga Penggarap Belum Terima Dana Tali Asih PAG Terdampak NYIA
Sesuai kesepakatan bersama semua pihak, nantinya tiap penggarap mendapatkan dana tali asih senilai sekitar Rp15 ribu per meter persegi lahan garapannya.
Saat ini, warga penggarap juga telah membuat rekening bank masing-masing untuk keperluan pencairan dana.
Pencairan nantinya dilakukan dengan skema transfer langsung dari rekening Pakualaman ke rekening masing-masing warga calon penerima tali asih sesuai data yang telah diverifikasi.
Hasto menegaskan, bahwa uang tali asih itu hingga saat ini masih tersimpan di rekening milik Pura Pakualaman dan bukan dipegang oleh Pemerintah kabupaten Kulon Progo ataupun pemerintah desa terdampak.
Ia menepis anggapan bahwa Pemkab cari untung dari bunga simpanan dana di bank mengingat pihaknya sama sekali tak menyimpan dana tersebut.
"Uangnya masih 'terparkir'di rekening Pura Pakualaman, bukan di kami atau di pemdes. Kami berharap masyarakat berpikiran positif dan tali asih langsung ditrasfer Pakualaman kepada warga yang berhak menerima,"kata Hasto.
Baca: Sejumlah Tokoh Hadir Dalam Pahargyan Dhaup Ageng Puro Pakualaman
Namun demikian, ia mengapresiasi sikap warga karena sistem pembagian tali asih itu didasarkan pada semangat legawa tiap masyarakat.
Ia berpesan agar masyarakat berperan aktif membantu percepatan pembangunan NYIA dengan menciptakan suasana kondusif setelah menerima tali asih itu.
Warga juga diimbau untuk memanfaatkan dana tersebut secara bijak dan bukan untuk hal konsumtif seperti membeli sepeda motor atau mobil.
"Pokoke jangan gagah-gagahan. Gunakan untuk kegiatan produktif, berdagang atau modal usaha,"kata Hasto.
Kepala Dinas PTR Kulon Progo, Heriyanto mengatakan tak banyak mengetahui progres rencana pembagian tali asih itu.
Pihaknya sebatas mengkoordinasikan penghimpunan data warga penggarap calon penerima dana itu dan telah diserahkan oleh Bupati kepada Pura Pakualaman.
Sedangkan kelanjutan rencana pencairannya lebih banyak ditangani Bupati untuk koordinasi selanjutnya dengan kadipaten itu.
Dana tali asih ini memang begitu dinanti para warga bekas penggarap lahan PAG tersebut. Dalam berbagai kesempatan mereka kerap mempertanyakan kepastian pencairan dana tersebut.
Bahkan, beberapa waktu lalu, masyarakat sempat mengadukannya ke DPRD Kulon Progo untuk mencari kejelasan.
Seorang warga bekas penggarap lahan PAG dari Desa Glagah, Marsudi dalam pertemuan itu mengatakan warga sangat membutuhkan dana tali asih karena hendak dijadikan modal membangun usaha baru.
Sebagian besar warga memang kehilangan sumber nafkah karena tanahnya dibebaskan untuk proyek pembangunan NYIA.(TRIBUNJOGJA.COM)