Virus Leptospirosis Menyerang DIY, Berikut Penuturan Keluarga Pasien Leptospirosis dari Bantul
Virus Leptospirosis mulai menyerang wilayah DIY. Di Bantul bahkan sudah mulai ada yang terserang. Berikut kisah penuturan keluarga pasien
“Paling rawan dan banyak penderitanya adalah daerah Bantul dan paling rendah di kawasan Gunungkidul,” jelasnya.
Di 2019 ini, untuk wilayah Kota Yogyakarta juga belum ditemukan kasus leptospirosis.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan bahwa pada pertengahan Januari 2019, belum ada laporan mengenai kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta.
"Belum ada laporan lagi. Sekarang ada mondok, diduga lepto, belum keluar hasilnya masih di Sardjito. Tapi karena belum ada kepastian, jadi belum ada (kasus lepto)," bebernya pada Tribun Jogja, Kamis (17/1).
Baca: Puncak Musim Penghujan, Dinkes Sleman Imbau Warga untuk Waspadai DBD dan Leptospirosis
Ia menuturkan, diagnosa untuk mengetahui seseorang terjangkit leptospirosis atau tidak membutuhkan waktu yang tak sebentar.
Terlebih ketika yang bersangkutan telah mengonsumsi antibiotik, diagnosa leptospirosis bisa menjadi negatif.
"Tes lepto bisa negatif karena sudah diberikan antibiotik," ucapnya.
Ia menyebutkan, pada tahun 2018 lalu terdapat 13 kasus leptospirosis.
Dari kasus tersebut, 3 di antaranya meninggal dunia.
"Jadi yang menyebabkan meninggal bukan hanya terlambat ke rumah sakit. Tapi juga banyak faktor. Misalkan ada penyakit lain, daya tahan tubuh yang menurun, dan sebagainya," bebernya.
Kencing tikus
Ia pun mewanti-wanti warga yang merasa beraktivitas dan terpapar kencing tikus untuk mewaspadai gejala leptospirosis.
Orang yang rentan terkena kecing tikus tersebut biasanya mereka yang beraktivitas di sawah maupun bersinggungan langsung dengan sampah.
"Dulu itu salah satu warganya menganggap cuma masuk angin biasa, padahal terserang leptospirosis. Makanya ketika sudah merasakan demam, mual, dan tidak enak badan, lebih baik langsung ke puskesmas terdekat," tandasnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mengimbau warganya agar waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis selama puncak musim penghujan ini.
Baca: Belum Ada Kasus Leptospirosis di Kota Yogya Hingga Pertengahan Januari 2019