Jawa
Guguran Lava adalah Hal Wajar dan Sudah Sering Terjadi
Saat kejadian itu, petugas pengamat mencatat pergerakan dari seismograf. Sementara dari penampakan visual tidak terlihat, termasuk suara.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Guguran lava yang terjadi pada hari Minggu (16/12/2018) malam kemarin, tidak terpantau di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, baik secara visual maupun suara.
Kendati demikian, sebelum terjadinya guguran lava tersebut, petugas mencatat sudah terjadi puluhan guguran sebelumnya, serta beberapa kali gempa kecil dan pelepasan gas.
Petugas Pengamat PGM Ngepos, Triyono, menuturkan, kejadian guguran lava itu sendiri terjadi sekitar pukul 19.08 WIB malam hari, dimana terdapat material dari kubah yang ada di kawah yang gugur ke arah bawah, menuju Kali Gendol.
Saat kejadian itu, petugas pengamat mencatat pergerakan dari seismograf. Sementara dari penampakan visual tidak terlihat, termasuk suara.
Baca: Sultan: Kalau Takut dengan Merapi Silakan Keluar dari Yogya
"Saat kejadian itu, seismograf bergerak cepat, ternyata terjadi guguran. Tampak pada CCTV di Pos PGM Deles, dimana terdapat material yang berguguran, mengkilat putih. Saya pun memantau dari sini (Magelang), tidak tampak visual, karena memang membelakangi. Tidak ada tanda-tanda suara juga," kata Triyono, Senin (17/12/2018) saat ditemui di Pos PGM Ngepos, Srumbung, Magelang.
Triyono mengatakan, hari saat terjadi guguran lava, Minggu (16/12/2018), sudah terjadi sebanyak 42 kali guguran, seperti yang tercatat di alat Seismograf.
Beberapa kali gempa juga terjadi yakni gempa low frequency (LF) sebanyak lima kali, gempa tektonik sebanyak tiga kali, gempa multifase dua kali, gempa hembusan sebanyak enam kali.
Pelepasan gas juga terjadi sekali.
"Alat seismograf mencatat sebelum terjadi guguran lava yang tampak jelas kemarin malam memang sudah terjadi guguran sebelumnya. Gempa juga terjadi, dari low frequency, sampai dengan gempa hembusan enam kali, termasuk pelepasan gas," katanya.
Baca: Gunung Merapi Kembali Gugurkan Lava, Bupati Sleman Imbau Warga Tetap Tenang
Triyono menganggap fenomena guguran lava ini sebenarnya adalah wajar, dimana kubah lava yang semakin meninggi, maka akan ada sejumlah material yang berguguran.
Fenomena guguran ini sendiri sudah sering terjadi, hanya peristiwa guguran lava kemarin malam membikin heboh masyarakat karena terlihat dengan jelas dari CCTV atau pengamatan visual.
"Guguran seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi, bahkan pada Senin (17/12) ini sendiri, sedari pagi sudah terjadi 10-20 kali guguran. Hanya kemarin itu, memang kelihatan jelas, langit tampak cerah, sehingga tampak," tuturnya.
Lanjutnya, adanya guguran lava itu sendiri dinilai tidak berbahaya karena letaknya yang jauh berada di puncak.
Pertumbuhan kubah lava merunut data BPPTKG, hari ini sudah mencapai 359.000 meter kubik.