Sleman

Gunung Merapi Kembali Gugurkan Lava, Bupati Sleman Imbau Warga Tetap Tenang

Terkait guguran lava Merapi, Bupati Sleman Sri Purnomo meminta warganya tetap tenang, namun waspada.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
Bupati Sleman Sri Purnomo 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi dilaporkan kembali mengeluarkan guguran lava, Minggu (16/12/2018) malam pukul 19.08 WIB.

Peristiwa tersebut teramati dari Pos Pengamatan Deles, Klaten, Jawa Tengah.

Melansir informasi dari akun Twitter resmi BPPTKG, guguran lava mengarah ke bukaan bawah yaitu hulu Kali Gendol dengan jarak luncur sejauh 300 meter.

"Intensitas guguran masih rendah," demikian pernyataan BPPTKG semalam.

KUBAH MERAPI - Kubah baru lava Gunung Merapi (2.930 mdpl) terlihat sangat jelas dari arah Kali Talang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jumat (30/11/2018) pagi. Kubah baru lava itu terbentuk sejak 11 Agustus 2018 dan terus tumbuh dengan kecepatan rendah, rata-rata 2.400 meter kubik/hari.
KUBAH MERAPI - Kubah baru lava Gunung Merapi (2.930 mdpl) terlihat sangat jelas dari arah Kali Talang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jumat (30/11/2018) pagi. Kubah baru lava itu terbentuk sejak 11 Agustus 2018 dan terus tumbuh dengan kecepatan rendah, rata-rata 2.400 meter kubik/hari. (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo)

Terkait peristiwa tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo meminta warganya tetap tenang, namun waspada.

Imbauan yang sama juga diberikan kepada para wisatawan.

"Saya sudah menerima laporannya, menurut BPPTKG guguran lava tersebut masih dalam tahap wajar," kata Sri Purnomo di Rumah Dinas Bupati, Senin (17/12/2018).

Baca: BREAKING NEWS : Merapi Malam Ini Luncurkan Lava Pijar ke Lereng Selatan

Baca: BREAKING NEWS : Tim BPBD Klaten Memonitor, Situasi di Lapangan Aman Terkendali

Menurutnya, warga tetap harus memantau perkembangan informasi terbaru terkait kondisi Merapi, sekaligus mematuhi rekomendasi yang diberikan.

LETUSAN MERAPI - Foto-foto udara jejak letusan Gunung Merapi diabadikan pegiat mitigasi kebencanaan Sleman, Lesto Prabhancana, dari helikopter Colibri TNI AU pada 11 November 2010.
LETUSAN MERAPI - Foto-foto udara jejak letusan Gunung Merapi diabadikan pegiat mitigasi kebencanaan Sleman, Lesto Prabhancana, dari helikopter Colibri TNI AU pada 11 November 2010. (LESTO PRABHANCANA UNTUK TRIBUN JOGJA)

Selain itu, ia juga mengingatkan warga yang tinggal dekat aliran sungai Kali Gendol di lereng Merapi untuk berhati-hati. Sebab rawan terjadi banjir lahar dingin.

"Saat ini kan curah hujan masih rendah. Nah saat sudah tinggi warga di sana perlu mewaspadai bahaya yang mungkin bisa terjadi," jelas Sri Purnomo.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved