Bantul
Sosok Ini Rela Korbankan Tenaga untuk Bantu Wisatawan yang Kesulitan Menembus Tanjakan Bantul
Bukan hal yang luar biasa ketika dirinya bersama dengan sejumlah relawan lainnya mendorong dan mengganjal mobil yang tak kuat menanjak.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
Tak jarang, Adib yang paham mengenai mesin kendaraan pun mendapati mobil rusak atau mogok karena kampas koplingnya terbakar pada saat nanjak.
Atau bahkan, sejak di turunan sudah tak kuat menanjak.
Dia dan teman-temannya pun harus bersabar dan menahan diri.
Prinsip yang mereka pegang adalah menolong tanpa pamrih.
Itu pula yang mereka terapkan jika ada orang yang ditolong kemudian memberikan sejumlah uang.
“Kami pasti menolak (uang itu). Tapi, kalau makanan kami terima sebagai pengganti lelah,” jelasnya.
Ditambahkan Adib, tanjakan Cino Mati memang cukup terjal dan menikung sehingga kebanyakan pengendara yang berasal dari luar daerah kaget melintasi kawasan tersebut.
Terlebih, akses jalan di kawasan tersebut juga sempit.
“Kuncinya kalau lewat tanjakan Cino Mati itu tenang,” ulasnya.
Begitu pula dengan Wahyudi, anggota Laskar Putra Mataram Pleret (LPMP) yang merelakan waktu bersilaturahmi untuk menjadi relawan di tanjakan maut.
Baginya, pekerjaan yang dilakukannya itu adalah bagian dari ibadah untuk kemanusiaan.
“Ada kepuasan bisa menjaga dan menyelamatkan jiwa rekan-rekan yang mudik Lebaran,” katanya.
Dia pun mengaku kerap bertugas setiap Lebaran, tahun baru dan long weekend di kawasan tersebut.
Bahkan, kegiatannya menjadi relawan itu didukung oleh segenap keluarga dan anak-anaknya.
Hal ini karena tugasnya berguna untuk kepentingan banyak orang. (*)
