Aktivitas Merapi

Di Balai Desa Cangkringan, Bahan Makanan untuk Pengungsi Merapi Mepet

Perangkat Desa Glagaharjo mengatakan sejauh ini kebutuhan bahan makanan di Posko Glagaharjo memang sangat mepet.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Siti Umaiyah
Para ibu PKK sedang mempersiapkan makan untuk buka puasa para pengungsi di Balai Desa Glagaharjo pada Jumat (25/5/2018). 

Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Siti Umaiyah

TRIBUNJOGJA.COM -  Gunung Merapi yang masih berstatus waspada, membuat banyak warga di zona bahaya mengungsi.

Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman menjadi satu di antara barak pengungsian yang digunakan.

Sejak beberapa hari terakhir, Balai Desa Glagaharjo dijadikan posko utama para pengungsi yang berasal dari Srunen, Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul.

Di barak ini, bahan makanan menjadi kendala tersendiri.

"Untuk bahan makanan kita mepet sekali. Ini saja hanya cukup untuk 2 kali masak besok," Mila Risnina Wati, satu di antara ibu-ibu PKK di Desa Glagaharjo yang membantu menyiapkan makanan bagi para pengungsi setiap harinya di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman pada Jumat (25/5/2018) kemarin.

Mila menjelaskan, untuk makan para lansia dan balita yang sejak beberapa hari memilih untuk menetap di posko, sejauh ini pihaknya hanya mengandalkan sumbangan serta Dana Desa.

"Bahan makanannya ya begini, kita mepet. Sayuran kadang ada yang mengantarkan kesini, sumbangan dari warga. Yang lainnya juga demikian. Kita seadanya," jelasnya.

Dalam sehari, Mila menjelaskan pihaknya memasak sebanyak tiga kali.

Yakni pada pukul 2 malam, siang hari, dan sore.

"Masaknya waktu mau sahur, biasanya Tim Tagana, nanti ibu-ibu PKK dan relawan masak di siang hari untuk makan lansia yang tidak puasa. Sore kita masak lagi untuk buka puasa," jelasnya.

Hal serupa dibenarkan oleh Vivi Sulistiyaningsih, yang juga dari warga setempat yang juga membantu memasak bagi para pengungsi.

Vivi menjelaskan dalam sehari, pihaknya membutuhkan beras sebanyak 15 kilogram.

"Beras tidak tentu, kadang 15 kilo, kita kalau masak lihat-lihat banyak tidaknya pengungsi. Wah, kalau dibilang cukup tidak ya kita mencukup-cukupkan. Sementara bantuan dari luar, ya kalau kurang kita pakai dana desa," terangnya.

Sementara itu, Sunardi selaku Perangkat Desa Glagaharjo mengatakan sejauh ini kebutuhan bahan makanan di Posko Glagaharjo memang sangat mepet.

"Kalau kebutuhan untuk mandi dan tidur sudah ada. Sementara untuk bahan makanan kurang, bisa dibilang mepet sekali. Sementara pakai sumbangan dan dana desa," terangnya.

Di Glagaharjo sendiri saat ini terdapat 202 orang yang mengungsi saat malam hari.

Dan di siang harinya tinggal sekitar 50 orang.

"Pengungsi yang ada di posko ini sebanyak 202 orang pada malam hari, itu yang kita catat. Namun, ketika siang hanya tinggal 50 orang yang sebagian besar lansia," jelasnya (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved