Ayahuasca, Ramuan Amazon yang Bikin Halusinasi hingga Alam Supranatural
Beberapa suku di Amazon dan lembah Orinoco Amerika Selatan mampu menyadari kehadiran para roh melalui upacara minum anggur.
Komunikasi dengan makhluk asing
Sebagian besar pengalaman di bawah pengaruh Yaje itu sebenarnya bisa diterima akal karena cocok dengan latar belakang keyakinan budaya dan kemauan subjektif yang kuat dari si pelaku. Namun ada beberapa aspek aneh yang sulit dimengerti.
Bila kebanyakan halusinogen menghasilkan gambaran yang sangat variatif antara satu orang dengan yang lainnya, tidak demikian dengan Yaje.
Bahkan pada pemakai baru yang tidak mengenal baik tradisi budaya Amerika Selatan, Yaje juga memberikan gambaran halusinasi yang sama, berupa harimau atau ular besar.
Kenyataan ini sudah lama menjadi tanda tanya bagi para psikolog. Ada yang berpendapat, gambaran ini mungkin akibat simpanan memori yang diturunkan secara genetis, berupa isyarat rasa takut yang tertanam jauh di dalam gen manusia yang dimunculkan kembali oleh Yaje.
Ketika gambaran perjalanan Yaje dituangkan dalam bentuk riil lukisan oleh seniman lokal, gambar-gambar yang dihasilkan seperti sudah standar.
Seorang etnobotani malah berpendapat, "Orang yang melihat seniman sedang melukis atau cukup hasil karyanya akan bisa berkomentar, 'Oh, ini gambar yang dilihat setelah meminum tiga gelas Yaje.'" Atau barangkali dua, atau empat gelas.
Penglihatan akibat Yaje punya kesamaan lain. Orang yang mengalaminya dapat memasukkan pikirannya ke benak orang atau makhluk lain. Kemampuan itu berasal dari senyawa dalam anggur Banisteriopsis - yang sekarang disebut harmine.
Pantaslah semula mereka menjulukinya telepathine. Wade Davis pun tak heran, dukun mampu menyihir binatang di hutan untuk datang "menyerahkan diri" sebagai hewan persembahan.
Ahli psikofarmakologi yang telah menyelidiki obat DMT (terkandung dalam tanaman-tanaman lain untuk membuat Yaje dan menjadi aktif bila diminum dengan harmine), mencatat sejumlah laporan mengenai "bahasa gambar" penyampaian isi pikiran, konsep, dan kata-kata dalam ujud gambar tiga dimensi.
Tak heran bila kemudian orang zaman dulu yakin, halusinogen pada tanaman dan jamur memang mengandung kekuatan supranatural. Di masyarakat suku tradisional tertentu, kepercayaan itu sampai kini tetap bertahan.
Dari mana pun asalnya, halusinogen tampaknya memang bertindak sebagai pemicu munculnya pengalaman dan kemampuan perseptif yang potensinya sudah ada di otak. Buktinya, praktik dukun, misalnya, tidak selalu tergantung pada obat-obatan.
Banyak dukun mendapatkan kondisi "tak sadar" cukup dengan memukul genderang. Irama genderang yang berulang dalam jangka waktu lama akan mengganggu sirkuit otak sehingga menyebabkan perubahan indera penerimaan yang tidak berbeda jauh dengan yang dibangkitkan oleh zat-zat psikoaktif.
Hal yang sama sebenarnya juga dilakukan mereka yang mempraktikkan meditasi, tari-tarian yang hiruk pikuk, mantera meditasi, ataupun berpuasa dengan tujuan meningkatkan kemampuan mental mereka.