Pengalaman Mistis di Bekas Kamar Jenderal Sudirman, Ada Patung Bergerak Hingga Koneksi yang Hilang
Nama besar Jenderal Sudirman sebagai sosok pahlawan nasional Indonesia memang tak bisa diragukan lagi
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Saat semua siap dan tombol siaran langsung di "Klik" muncul kata serupa "tidak ada koneksi internet"
Wartawan kemudian mendatangi executive House Keeper hotel dan menceritakan kesulitan yang dialami.
"Wah, berarti di kamar ini nggak boleh live streaming, mas,"ujar dia kepada wartawan.
Selain cetita dari wartawan, ternyata banyak juga cerita mistis lainnya yang terjadi di kamar itu.
Diceritakan Executive House keeper, Suprihatin, kamar 'Sudirman suite' dahulu kala kisaran tahun 1949 memang menjadi kantor sang jenderal.
Bahkan, selepas sang Jenderal tak lagi berkantor disitu, beberapa barang peninggalannya masih tersimpan di kamar itu.
Satu diantara barang peninggalannya adalah patung Jenderal Sudirman yang sedang duduk disebuah kursi malas.
"Saya sering mendengar dari para tamu yang menginap, patung sang jenderal itu sering bergoyang sendiri,"ujar dia

Selain patung yang bisa bergoyang, dikatakan Suprihatin, aura mistis yang cukup kental juga datang dari kelambu peninggalan sang Jenderal.
"Apalagi dulu karpetnya juga tebal,"imbuh dia.
Sebelum masuk ke kamar, ada lorong sekira 100 meter yang akan menambah kesan spiritual mendalam.
Di dinding lorong tersebut terpasang foto jenderal Sudirman yang dihadiahi langsung dari keluarga.
Sekilas cerita.
Kamar" Sudirman suite" merupakan kamar yang pernah digunakan menjadi kantor sementara ketika Jenderal Sudirman memimpin pasukan gerilya.
Pada tahun 1946, Jogjakarta menjadi ibu kota Indonesia, dan karena situasi politik dan keamanan nasional, hotel Merdeka (saat ini Grand Inna Malioboro) dipergunakan sementara sebagai kompleks kantor untuk kabinet pemerintahan pada saat itu.

Walau saat itu Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaan, namun Belanda masih berusaha menaklukkan Indonesia lagi.
Akhirnya, perang tak bisa dihindari antara kolonialis dan pejuang tentara Indonesia.
Selama melakukan perang gerilya ini, Panglima Besar Jenderal Soedirman tinggal di kamar bernomor 291 tersebut. (*)