Pojok Jepret
POJOK JEPRET: Yuk Belajar Tentang Shutter Speed, Aperture dan ISO Sebelum Njepret
Hasil memotret menggunakan kamera, entah itu DLSR, kamera saku atau kamera analog, akan sangat tergantung bagaimana kita mengatur tiga unsur ini.
Penulis: Bramasto Adhy | Editor: Ikrob Didik Irawan
3. ISO Si Sensor yang Sensitif Cahaya
Contoh Foto ISO Tinggi
ISOpada fotografi merupakan tingkatan kesensitifan sensor kamera untuk merekam cahaya yang masuk.
Kemampuan kesensitifan sensor antara kamera yang satu dengan yang lain tentunya berbeda, sehingga tentunya foto yang dihasilkan pun berbeda-beda.
Namun secara umum, ISO merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagaimana hasil suatu foto.
Ketika kita memotret, tidak selalu objek atau lingkungan yang menjadi objek foto dalam kondisi cukup cahaya. Pada malam hari contohnya.
Intensitas cahaya yang ada tentunya jauh berkurang dibanding saat pagi-siang hari.
Dengan meningkatkan kesensitifan sensor inilah maka diharapkan, kamera dapat merekam cahaya atau objek foto dengan hasil foto yang baik.
Namun ada kekurangan yang dirasa saat ISO atau kesensitifan sensor kamera ini ditingkatkan, yaitu akan menghasilkan bintik-bintik atau noise pada foto yang dihasilkan.
Walaupun dibeberapa kasus, fotografer memang sengaja untuk menghasilkan foto dengan noise dengan maksud menimbulkan kesan tertentu.
Pada kamera, ISO dapat disetting pada beberapa tingkatan. Mulai yang terkecil atau rata-rata diangka 100 hingga di kamera dslr terbaru hingga angka 16000 atau lebih.

Tribun Jogja/Bramastyo Adhy
Contoh Foto ISO Rendah
Perhitungan shutter speed, apereture atau diafragma, dan ISO dalam menghasilkan foto yang baik, sebenarnya tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Perpaduan antara ketiganya lah atau sering disebut exposure triangle yang kemudian akan menghasilkan foto-foto yang baik.
Mungkin untuk diskusi selanjutnya, kita akan membahas tentang hal tersebut.
Terimakasih, Salam Jeprettt! (*)
*Oleh: Bramastyo Adhy, Fotografer Tribun Jogja