REALTIME NEWS: Sudah Ada Delapan Kali Bayi dan Orok Dibuang di TPST Piyungan

Koordinator TPST Piyungan, Maryono menyebut kejadian pembuangan jasad bayi di TPST Piyungan ini sudah terjadi delapan kali.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: oda
tribunjogja/agung ismiyanto
Sejumlah pemulung sedang mengais sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kamis (15/9/2016). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Koordinator TPST Piyungan, Maryono menyebut kejadian pembuangan jasad bayi di TPST Piyungan ini sudah terjadi delapan kali sejak tahun 2000an silam.

Menurut Maryono, dari delapan kali kejadian ini, diantaranya masih berupa orok.

“Adapun, dari temuan ini, bayi dan orok yang dibuang ini dimakamkan di pemakaman Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Piyungan,” jelasnya, Kamis (15/9/2016).

Kepala Unit Binmas Polsek Piyungan, AKP Sudasihana menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan serta olah TKP dari kasus pembuangan jasad bayi ini.

Dia juga menyebut jika, tren pembuangan bayi di TPST ini Piyungan ini kerap dilakukan.

“Untuk tahun ini, sudah ada kasus serupa yang terjadi,” jelasnya.

[baca: Waduh, Jasad Bayi Laki-Laki Ditemukan di Tumpukan Sampah TPST Piyungan]

Pihaknya pun sulit untuk melacak asal dari jasad bayi ini karena ada ratusan truk pengangkut sampah yang setiap hari masuk ke TPST Piyungan. Dari keterangan hasil visum, sebutnya, jasad bayi ini kemungkinan sudah dua hari berada di tumpukan sampah.

Diberitakan sebelumnya, sesosok jasad bayi laki-laki ditemukan di tumpukan sampah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, Kamis (15/9/2016) hari ini.

Bayi malang ini diduga dibuang oleh orang tuanya setelah melahirkannya. Temuan jasad bayi ini membuat sejumlah pemulung gempar.

Awalnya, bayi malang dengan panjang 50 sentimeter dan berat badan 3 kilogram ini ditemukan Riyati, salah satu pemulung yang sedang mencari pakan buat ternaknya di tumpukan sampah TPST Piyungan, sekitar pukul 06.30 WIB.

Saat menemukan sebuah kantong plastik hitam, Riyati penasaran dan sempat menyobeknya.

Riyati langsung terkejut begitu mendapati ada tangan kecil dari dalam kantong plastik. Lantaran takut, dia kemudian memanggil Yudi, pemulung lainnya untuk memeriksa plastik tersebut. Yudi akhirnya memeriksa plastik tersebut dan justru mendapati ada kaki dan tangan.

Akhirnya, saat plastik disobek agak besar baru diketahui ada jasad bayi yang masih lengkap dengan ari-arinya. Tetapi, sudah ada bau tak sedap dan meninggal dunia. Bayi itu kemudian diangkat dan dibawa ke keranjang dan ditutup dengan tikar. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved